Gia Pratama, seorang selebtwit yang berprofesi sebagai dokter menceritakan kisah cinta sejati ayah dan ibunya yang viral di dunia maya. Kisah yang diceritakannya ini pun bisa dibilang jauh lebih romantis dari berbagai cerita cinta yang terkenal di dunia. Mengikuti kisah ini jadi meyakinkan kita semua bahwa cinta sejati itu benar-benar ada di dunia nyata.
Gia mengawali kisahnya dengan bercerita mengenai latar belakang sang ayah dan ibu. Lahir di dua keluarga berbeda, ayahnya tumbuh menjadi seorang pekerja keras sedangkan ibunya adalah anak tentara yang cukup berada pada zamannya. Pertemuan kedua insan ini nyatanya terbilang cukup unik dan mengena di pikiran Gia.
"Pertama kali papa lihat mama itu waktu papa kelas 5 SD, sore-sore lagi bantu ayahnya di sawah. Dia lagi duduk di atas kerbau (ngangon munding). Mama lewat sama bapak ibunya, naik delman. Imut, cantik, rambutnya di pitain. Papa terpana. Setiap sore anak kelas 5 SD ini jadi rajin ke sawah, berharap bisa ngelihat mama lagi. Dan benar, seminggu sekali mama lewat," tulis Gia di akun Twitter pribadinya.
Tak punya keberanian, sang ayah hanya bisa menatap ibunya dari kejauhan. Hal tersebut berlangsung sampai mereka duduk di bangku SMP. Singkat cerita, sang ayah terpaksa harus pindah dari Tasikmalaya hingga akhirnya ia kembali lagi di kota tersebut saat di bangku SMA.
"Dua tahun nggak ketemu mama, saat kelas 2 SMA papa kembali ke Tasikmalaya karena dapat kabar ayahnya kena serangan jantung lalu meninggal. Dan dapat kabar juga bahwa mama sudah tidak di Tasikmalaya karena SMA-nya di Jakarta," jelasnya.
"Kelas 3 SMA, mama lebaran ke Tasikmalaya. Untuk kali ini papa berani nyapa dan kenalan. Mama cuma nanya, 'Nanti kalau lulus SMA, mau kemana?' Papa jawab, 'Kalau nggak kedokteran ya pilot'. Terus mama bilang, 'Wah aku suka, itu dua profesi yang dipanggil sesuai profesinya'. Kalimat itu nancep banget," imbuhnya lagi.
Menurut penuturan Gia, mamanya saat muda adalah salah seorang gadis yang populer dan banyak disukai oleh laki-laki. Selain cantik, mama Gia adalah seorang pembalap yang kerap mendapat juara. untuk mengalahkan saingannya, papa Gia pun berusaha keras masuk ke sekolah pilot.
"Papa nggak peduli, langsung dia lihat gimana cara masuk ke kedokteran atau pilot. Pas lihat harga, kedokteran mahal sekali, masuk sekolah pilot gratis. Papa daftar masuk. Saingannya 3000 orang, keterima cuma 100. Papa mati-matian belajar, di otaknya cuma ada mama. Dan benar, tahun itu papa berhasil masuk. Mengalahkan ribuan peserta lain. Bukan itu saja, papa pun lulus dengan predikat lulusan terbaik dan langsung diterima oleh Garuda," ujarnya.
Meski tak pernah bertatap muka lagi dengan wanita impiannya, papa Gia sama sekali tak menolehkan pandangan ke wanita lain. Baru setelah pindah ke Jakarta, sang papa pun mencari sosok wanita tersebut selama dua tahun. Tak berhasil bertemu di Jakarta, nyatanya takdir justru mempertemukan mereka di tempat lain.
"Suatu hari saat sedang terbang, papa oper sama co pilot agar bisa ke belakang cek kondisi penumpang. Saat keluar pintu kokpit, papa lihat tempat duduk penumpang sebelah kiri ada wanita cantik banget pakai kacamata hitam, formal dress rapi lagi asyik ngelihat pemandangan di luar jendela. Itu mama. Nggak terbayang gimana perasaannya saat itu. Undescribeable pasti. Kebahagiaan yang meluap-luap. Tapi dia bisa sok cool nyapa mama. Dan dia masih bisa inget kalau dia masih harus mendaratkan pesawatnya."
Sejak saat itu, papa Gia dan mamanya menjalin hubungan serius. Sampai tiba jelang hari lamaran, mamanya didiagnosis terkena kanker kelenjar getah bening dan divonis harus menjalani sisa hidup selama enam bulan. Meski sempat terpukul, mereka berdua bangkit bersama dan mencari berbagai solusi untuk menyembuhkan kanker, mulai dari operasi sampai kemoterapi.
"Setelah 6 bulan masa vonis lewat, mama masih hidup. Papa bulat hati langsung melamar saat itu juga. Benar-benar di tengah ketidakpastian umur, his love wins. Beberapa bulan kemudian mereka berdua nikah. Cinta nunggu Rangga 12 tahun untuk dapat pacaran kembali. Tita nunggu Adit 14 tahun untuk akhirnya dilamar. Papa nunggu Mama 20 tahun untuk akhirnya menikah. Tapi buat papa nikahin mama bukan akhir cerita, ini justru baru permulaan," ungkapnya.
Aura cinta mereka sampai saat ini masih dapat dirasakan oleh anak-anaknya, termasuk Gia. Menurut penuturannya, sang papa adalah sosok pria romantis yang kerap menunjukkan rasa cintanya. Di usianya yang tak lagi muda, papa Gia masih sering membelikan mamanya kejutan berupa bunga. Namun ternyata kisah cinta antara papa dan mamanya juga kerap terdengar di telinga Gia dari teman-temannya.
"Teman saya dokter setempat kerja malah pernah mergokin mereka berdua lagi ngopi sambil buka laptop, lihat-lihat foto, ketawa bareng, pegangan tangan, benar-benar kayak orang pacaran. Kalau ada teman papa nanya, 'Am, kamu nggak kepikiran pengen poligami? Secara keuangan kamu mampu dan secara pribadi kamu juga punya kemampuan untuk adil?' Jawaban papa selalu sama, 'Saya mau ikutin Sunnah Rasul yang tidak menikahi siapapun selama bersama Bunda Khadijah sampai maut memisahkan'," tulis Gia mengakhiri ceritanya.
Hingga kini, sang ayah, Captain Amir Hamzah, masih terus menjaga keutuhan tali suci pernikahannya dengan mama Gia. Tentu saja kisah cinta keduanya berhasil membantahkan hal-hal skeptis tentang cinta yang selama ini kerap menjadi momok bagi sebagian orang. Masih ada cinta sejati yang nyata di dunia ini, mungkin setelah ini giliran kamu yang mendapatkannya.
Sumber: KapanLagi.com
- Menikah Tak Cukup Cuma dengan Cinta, Tapi Juga Restu Orangtua
- Jodoh Terbaik Akan Selalu Temukan Jalannya, Meski Menunggu Itu Menyakitkan
- Cinta adalah Ujian Kesabaran, Baru Dikaruniai Anak Setelah 8 Tahun Menikah
- Jodoh Sejatiku Datang Saat Aku Sudah Dilamar Orang
- Mamah Menunggu Izin Bapak untuk Embuskan Napas Terakhirnya