Beberapa Usulan Agar Penderita Kanker Tidak Kesulitan Menggunakan BPJS

Fimela diperbarui 02 Mar 2018, 10:10 WIB

Ladies, tahukah kalau penderita kanker payudara dan serviks jumlahnya tertinggi di Indonesia? Dari fakta tersebut, banyak organisasi serta pemerintah yang terus bergerak aktif untuk melakukan penyuluhan terkait kanker tersebut. Beragam fasilitas pelayanan kesehatan sudah semakin mudah dengan kehadiran BPJS Kesehatan yang dibuat oleh pemerintah.

Sayangnya, masih ada beberapa kendala yang dihadapi penderita kanker dalam menggunakan BPJS. Tapi sebenarnya ada beberapa usulan yang bisa digunakan agar penderita tak kesulitan menggunakan BPJS. Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum IDGHN Dra. Hani Moniaga, dalam seminar ‘Harapan Penderita Kanker di Era BPJS’. Menurutnya terdapat usulan agar penderita kanker tidak terkendala lagi.

1. Mammografi gratis
Usulahan agar mammografi dapat ditanggung gratis oleh pemerintah, agar biayanya dapat lebih murah, sehingga deteksi kanker sejak dini, bisa dilakukan tanpa kendala.

"Kalau sekarang penderita kanker yang datang kebanyakan sudah telat semua, stadium 4 yang punya harapan hidup hanya 5%. Kalau bisa deteksi dini melalui mammografi, harapan hidup pasien bisa lebih panjang," ujarnya saat ditemui dalam acara seminar 'Harapan Penderita Kanker di Era BPJS' di Jakarta, Rabu (28/2).

2. Sistem rujukan yang bisa diubah
Selama ini, kata Dra. Hani, rujukan pasien kanker seakan 'menumpuk' di Rumah Sakit Dharmais. Mereka harus mengantri cukup panjang, sehingga tidak hanya menghabiskan waktu tapi juga energi.

“Diharapkan, BPJS bisa menyediakan rumah sakit rujukan lain, dengan biaya langsung, sehingga lebih mudah dijangkau oleh para pasien. Banyak pasien kanker juga berharap, biopsi dan ahli onkologi terbaik juga bisa tersebar di berbagai rumah sakit lain,” tuturnya.

3. Tersedianya obat kanker maupun painkiller yang murah
Obat kanker lebih murah yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan farmasi terbesar di Indonesia, sehingga pengobatan bisa dilakukan lebih mudah

"Obat transudatmap, adalah obat standar untuk 25 persen pasien kanker stadium 4 standar dunia. Tiba-tiba dihapus pada 1 April 2017 oleh BPJS. Kita ingin obat tersebut diberlakukan kembali," jelasnya.

4. Usulan dari komunitas agar didengar
Usulan dari para komunitas kanker, yang rata-rata adalah perempuan ini bisa didengar. Jangan sampai menunggu para perempuan menderita penyakit mematikan tersebut, sehingga angka penderita kanker di Indonesia bisa semakin ditekan.

Bila semua usulan tersebut bisa ditindaklanjuti dan diwujudkan dalam aksi nyata, besar kemungkinan para penderita kanker bisa lebih mudah mendapat perawatan dan penanganan yang lebih baik.

(vem/asp/nda)
What's On Fimela