Fashion Show 'Horor' Gucci Angkat Isu Sosial di Milan Fashion Week 2018

Fimela diperbarui 28 Feb 2018, 14:15 WIB

Banyak desainer kerap menggunakan model berukuran 0 atau berbadan XXS. Namun, hal tersebut tidak berlaku lagi bagi brand-brand ternama LVMH dan Kering, di antaranya Gucci, Dior dan Louis Vuitton.

Brand-brand tersebut sepakat untuk tidak memakai model size 0 dalam fashion shownya. Model wanita sekarang punya ukuran tubuh minimum, yaitu size 2 (XS) dalam ukuran Amerika, sedangkan ukuran pria adalah extra small atau 44 di ukuran busana Eropa.

Bahkan, sebuah peringatan keras sempat didentumkan Israel, Spanyol, dan Italia. Prancis menjadi negara keempat yang melarang model bertubuh terlalu kurus untuk bekerja.  Setidaknya masih ada beberapa negara yang peduli pada masa depan perempuan. Persoalan yang kelihatannya sepele namun punya dampak yang begitu besar pada perempuan.

Model Inggris bernama Rosalie Nelson memulai sebuah petisi tentang isu body image ini. Alasannya membuat petisi ini adalah karena Rosalie dikatakan terlalu gemuk oleh sebuah agensi model. Agensi model tersebut memintanya untuk menurunkan berat badannya lebih banyak lagi. petisi bertajuk "Create a Law to Protect Models from Getting Dangerously Skinny" kini sudah ditandatangani oleh lebih dari 50.000 orang, seperti yang dilansir Fimela.com.

Dilansir Reuters, Rumah mode ternama Gucci, yang baru saja menggelar presentasi fashion show dalam gelaran Milan Fashion Week 2018, juga mengusung isu ini. Aleesandro Michele otak di balik karya-karya Gucci, menunjukkan gagasan bahwa orang tidak harus masuk dalam kategori yang telah ditentukan sebelumnya dan mereka bebas untuk memilih siapa mereka. Dengan kata lain, setiap orang berhak menjadi dirinya sendiri.

Tak hanya itu, koleksi autumn/winter 2018 kali ini, Michele mengusung isu sosial yang melihat bahwa dunia sudah sangat berbeda. Terlihat dari Koleksi terbarunya yang terinspirasi dari Manifesto Cyborg milik Donna Haraway, sebuah esai 1984 yang menolak gagasan tentang batas-batas yang kaku, terutama yang memisahkan manusia dari hewan dan mesin.

"Membatasi mode untuk sesuatu yang hanya menghasilkan bisnis terlalu mudah, ia mencatat bahwa industri ini (desain) sekarang lebih terlibat dalam masalah sosial, dan perlu "hati nurani lebih besar"." kata Michele.  

Selain itu, "Cybrog" sendiri ialah sebuah deskripsi akan proses menciptakan kembali seseorang. Perjalanan seseorang dalam kehidupan yang membuat hidup seseorang lebih bermakna. Pengembaraan seseorang dengan pengalaman akan budaya, agama, dan unsur lainnya, tertuang apik dalam koleksi-koleksi yang ia presentasikan.

Desainnya sendiri mengembangkan dari berbagai etnis, budaya dan kelas sosial, menggabungkan unsur-unsur seperti turban Sikh dengan pola Amerika Selatan, pakaian kerja sehari-hari dengan penampilan yang terinspirasi dari perguruan tinggi. Koleksi tersebut juga menyiratkan cerita akan kemandirian, kejayaan, metamorfosis yang terlihat jelas dalam cutting serta corak di setiap koleksi.

Koleksi yang dipamerkan pada Rabu, 21 Februari 2018 ini menampilkan berbagai hal yang tak biasa. Fashion show yang dibingkai seperti kamu sedang berada di ruang operasi, lengkap dengan meja hijau khas ruang operasi yang steril, lalu dua model muda membawa replika kepala mereka di tangannya, menurut Michele hal ini mewakili perjuangan untuk menerima identitas seseorang dan "menjaga kepala dan pikiran Anda".

Adapula model membawa hewan piaraan seperti naga kecil dalam dekapannya. Mengusung tema "self-creation and re-creation," menurut Allesandro Michele, setiap pribadi merupakan sosok Dr. Frankenstein dalam kehidupan. "Pekerjaan kami (desainer) adalah pekerjaan pembedahan: memotong dan merakit dan bereksperimen seperti di meja operasi," kata Michele.

(vem/asp/mim)
What's On Fimela