Rambut rontok menjadi salah satu masalah yang sering dikeluhkan para wanita. Selain faktor genetik dan asupan makanan, salah satu penyebab rambut rontok ialah stres.
Apalagi saat ini, wanita semakin dituntut untuk memiliki peranan yang lebih banyak dan beragam. Berbagai tekanan yang mereka temui akhirnya mengakibatkan stress berkelanjutan yang menyebabkan sejumlah besar bagian rambut yang sedang tumbuh mengalami siklus telogen atau fase istirahat, yang tampak sebagai kerontokan rambut.
Jika tidak segera diatasi, rambut yang dalam siklus ini akan dengan mudah rontok saat kita menyisir atau mencucinya. Bukan hanya mengganggu penampilan, rambut rontok juga menimbulkan dampak psikologis seperti ketidaknyamanan, merasa kurang “cantik”, atau selalu khawatir tentang pandangan orang-orang sekitar.
“Akibatnya seorang wanita menjadi lebih pasif dan introvert, baik di tempat kerja maupun lingkungan pergaulan,” ujar dr. Gloria Novelita, SpKK selaku seorang Hair Expert, saat ditemui di acara ‘Dove Hairlympic Studio, di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Belum lagi, rambut rontok juga membatasi wanita untuk menata rambut dengan bebas – dilema ini juga dihadapi oleh para wanita berhijab, dimana rambut rontok sangat erat kaitannya dengan cara mereka menata hijabnya. Contohnya, bila menggunakan hijab/inner yang terlalu ketat, dalam jangka panjang hal ini dapat menyebabkan rambut rontok.
“Kalo faktor stres tidak langsung rontok, baru terasa tiga bulan. Jadi kalo stres mengganggu siklus pertumbuhan rambut,” tutupnya.
(vem/asp/apl)