Setiap wanita memiliki kisah cintanya masing-masing. Ada yang penuh liku, luka, hingga akhir kisah yang mungkin tak pernah diduga. Seperti kisah Sahabat Vemale yang disertakan dalam Lomba Bukan Cinta Biasa ini.
***
Halo, salam sejahtera selalu!
Saya Brigita, wanita sederhana yang supel dan punya banyak teman. Meski paruh baya namun berjiwa muda. Saya lahir dan tinggal di Yogyakarta. Untuk saat ini istilah pekerjaan beken saya adalah manajer rumah tangga dengan gaji yang saya terima setiap bulan dari suami yang kebetulan bekerja di suatu perusahaan swasta di Jakarta. Saya memilih untuk tidak berkarier lagi karena saya terpanggil untuk merawat kedua orangtua saya yang sudah mulai renta. Ibu saya mengalami stroke selama hampir 5 tahun ini, sedangkan ayah yang juga sudah sepuh dan sakit-sakitan.
Kisah ini saya jalani berdua dengan suami saya dengan ikhlas hati dan dengan keprihatinan yang sudah kami lalui selama kami menikah, yaitu hampir 2 tahun yang lalu. Karena saya harus merawat orangtua saya di Yogyakarta dan suami saya bekerja dan tinggal di Jakarta, intensitas pertemuan saya dan suami saya belum tentu bisa dalam sebulan sekali, dan semua ini kami lalui dengan ikhlas hati.
Saya dan suami bertemu secara tidak sengaja di suatu ajang perjodohan di internet. Kebetulan dulu pekerjaan yang pernah saya geluti adalah menjadi sekretaris direktur di suatu hotel berbintang. Karena pekerjaan saya dulu yang sehari-harinya selalu berhubungan dengan komputer dan internet, saya menjadi tertarik iseng untuk ikut di ajang perjodohan yang saya dapat infonya dari salah seorang teman saya.
Hari berganti hari saya lalui. Seiring berjalannya waktu, dari ajang ini saya beberapa kali dijodohkan dengan seseorang yang kriterianya sesuai dengan yang saya kehendaki. Namun karena belum ada juga yang sreg di hati akhirnya saya urungkan untuk mencari jodoh di ajang ini karena saya merasa ini semua adalah hanya permainan belaka.
Saya mulai pesimis, "Ya sudah, memang jodoh nggak ke mana," dalam hati saya mulai menghibur diri. Sedikit cerita, selama saya masih aktif bekerja dulu, saya bahkan tidak pernah memikirkan diri saya sendiri, semuanya saya lakukan untuk keluarga terutama kedua orangtua saya.
Cerita berlanjut, dalam kepesimisan yang saya rasakan, ternyata Tuhan punya rencana untuk saya. Saya iseng buka lagi di ajang perjodohan saya tadi, kok ada seseorang yang menurut saya agak beda dengan yang lain. Padahal waktu itu tidak ada rasa tertarik dan suka. Tapi karena semuanya sudah Tuhan atur, dan kami pun berkenalan, saling tukar nomor telepon dan mulai saling berkomunikasi.
Jujur, saya dan suami saya ini sudah benar-benar terlambat sekali untuk menikah karena usia kami. Namun kami berdua yakin, karena tangan Tuhan yang bekerja dalam perjalanan kisah cinta kami ini. Singkat cerita, kami pun berkomitmen menjalin hubungan pada awal Agustus 2015, yaitu bertepatan dengan hari ulang tahun saya. Tidak perlu berlama-lama, akhirnya kami memutuskan untuk menikah pada April 2016.
Kami berdua bahagia bisa dipersatukan, walaupun hingga saat ini, hubungan kami dipisahkan oleh jarak. Kalau anak muda bilang, kami ini tergolong dalam kategori "Long Distance Relationship". Hanya kesetiaan dan kepercayaan satu sama lain yang menjadi modal utama kami dalam membina rumah tangga ini. Dan, semoga Tuhan memberi kekuatan iman untuk kami berdua. Ke depannya nanti kami ingin keluarga kecil kami ini diizinkan untuk diberikan anggota keluarga baru yaitu buah cinta kasih kami berdua.
Inilah kisah kasih nyata yang saya alami bersama suami tercinta saya, Mas Dewanto yang sekaligus cinta saya kepada kedua orangtua saya yang menurut saya benar-benar bukan cinta biasa. Semoga cerita saya ini bisa menginspirasi pembaca yang saya kasihi. Karena menurut saya, selagi kita mampu dan diberi banyak kesempatan, lakukan hal yang menurut kita bisa apalagi untuk kedua orangtua yang masih ada. Tentunya, semua harus atas izin suami ya? Saya bersyukur mendapatkan suami yang baik, karena kami menikah juga karena kami harus peduli dan sayang kepada keluarga kedua belah pihak.
Terima kasih.
Salam,
Brigita NWH
- Terlahir sebagai Wanita Itu Anugerah, Menjadi Pribadi Kuat Itu Berkah
- Meski Hidup Penuh Keterbatasan, Cinta Bapak Selalu Menguatkan
- Ibu Mendidikku Jadi Wanita Tangguh, Tapi Kini Diam-Diam Aku Menangisinya
- 28 Tahun Menjalin Hubungan Jarak Jauh, Cinta Itu Bertahan dengan Cara Indah
- Nenek Baru Dilamar Saat Usianya 52 Tahun, Bukti Kalau Jodoh Pasti Kembali?
(vem/nda)