Tak bisa dipungkiri, di jaman sekarang ini banyak anak-anak di bawah lima tahun (balita) sudah terbiasa memegang smartphone, entah itu untuk sekedar melihat video atau untuk bermain berbagai game. Banyak alasan yang diberikan orangtua memberi anak-anak mereka gadget, salah satunya adalah agar anak tidak rewel atau agar anak mau makan.
Padahal kebiasaan tersebut nantinya malah berpotensi membuat anak-anak menjadi kecanduan gawai. Namun jika tidak mau anak-anak ketergantungan gawai, salah satu cara menyiasatinya adalah dengan memberikannya permainan lego.
Psikolog anak, Ratih Ibrahim menjelaskan permainan Lego sangat tepat diberikan kepada anak untuk menstimulasi perkembangan anak, melatih motorik dan mengembangkan kreativitas anak dibandingkan menggunakan game di gawai.
“Lego kan banyak jenisnya dan bisa disesuaikan dengan usia anak. Bahkan dapat diperkenalkan sejak bayi. Namun, setelah anak berumur di atas 1 tahun, Lego baru bisa dimainkan,” ujarnya dalam konferensi pers Lego Bricklive di PIK Avenue, Jakarta, pada Kamis (8/2).
Ratih mengatakan bahwa keuntungan memainkan permainan ini adalah lego tidak menyebabkan ketagihan. Lain halnya dengan anak bermain gawai yang mengakibatkan adiksi, ini karena layar gawai menggunakan energi listrik yang memiliki denyutan.
"Semua denyutan itu adalah stimulasi. Stimulusnya ditangkap oleh mata kita dan ditangkap oleh neuron-neuron dan kerja di saraf. Kita akan terus terstimulasi oleh denyut tadi. Sensasi inilah yang akan ditangkap oleh otak dan mengakibatkan kecanduan,” tuturnya.
Nah, sedangkan lego tidak memiliki denyutan dari listrik, hanya balok-balok plastik warna-warna yang aman untuk anak dan tidak menyebabkan adiksi.
- Anak 12 Tahun Kehilangan Jari & Mata Setelah Ponsel di Tangannya Meledak
- Usia Berapa Sebaiknya Anak Boleh Mengenal Smartphone?
- Tanggapan Ketua Komisi 1 DPR RI Mengenai Fitur GIF Pada WhatsApp
- Fitur WhatsApp Meresahkan, Ini Tiga Desakan YLKI Untuk Pemerintah
- Heboh GIF Porno Whatsapp, Apakah Memblok Jadi Penyelesaian Masalah?