Kisah Wanita yang Kehilangan Pita Suara Karena Rokok Ini Bikin Terenyuh

Fimela diperbarui 01 Feb 2018, 12:30 WIB

Wanita berusia 70 tahun bernama Nalini Satyanarayan ini tak pernah merokok sepanjang hidupnya. Namun sayang, karena asap rokok yang kerap beterbangan di tengah keluarga besarnya, ia kehilangan pita suaranya.

Dilansir dari laman Indiatimes.com, Nalini mengisahkan bahwa ia kehilangan pita suara dan tak lagi bisa bicara setelah mengalami infeksi di saluran pernafasannya akibat rokok. Nalini menikah dengan seorang suami yang tak lain adalah perokok berat. Mereka menikah tahun 1972.

Suaminya selalu merokok ketika memikirkan hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan. Pria itu bahkan akan membakar rokok lebih banyak setiap kali merasa tertekan atau stres. Meski sang suami adalah perokok berat, tidak ada yang bisa dilakukan Nalini untuk menghentikan kebiasaan buruk suaminya tersebut.



Saat suaminya berusia 45 tahun, ia mengalami stroke ringan. Tapi sang suami belum juga menghentikan kebiasaan buruknya dalam merokok. Lima tahu kemudian, sang suami menderita serangan jantung. Moment inilah yang akhirnya membuat sang suami menghentikan kebiasaan merokoknya. Sayang, sembilan tahun kemudian sang suami meninggal dunia akibat penyakit komplikasi yang dideritanya.

Sejak sang suami berhenti merokok, sejak saat itulah Nalini terbebas dari asap rokok. Tapi, tahun 2009 ia didiagnosa menderita kanker pita suara. Dokter menduga bahwa salah satu penyebab kanker yang ia derita adalah asap rokok. Nalini didiagnosa menderita kanker saat usianya 62 tahun. Kondisi ini membuatnya kehilangan suara, obat yang ia konsumsi tidak ada yang berkhasiat dan ia harus menjalani berbagai operasi serta kemoterapi.

"Saya hancur. Saya tak pernah merokok sebatang rokok pun dalam hidup saya. Saya tidak menyakiti siapa pun, namun semua ini telah terjadi. Dokter bilang saat adalah korban asap rokok, saya korban perokok pasif karena saya selalu duduk dengan suami saya saat dia merokok," ungkap Nalini.

"Dokter memotong (bagian leher) saya. Pita suara saya dilepas, juga dengan kelenjar tiroid di leher saya. Ada lubang di leher (stoma) dan saya biasa diberi makan melalui tabung PEG yang ada di perut," imbuhnya.



Meski mendapati kenyataan menderita kanker sangat berat buatnya, ia tak mau putus asa dan meratapi nasib. Dukungan dari anak-anaknya membuatnya semakin tegar menjalani hidup yang lebih baik ke depannya. Kini, ia juga menjadi seorang aktivis yang mendorong semua orang untuk melawan produk tembakau dan menyadarkan semua orang bahwa rokok sangat berbahaya.

"Jangan pernah meremehkan ancaman menjadi perokok pasif. Ini sangat berbahaya. Jangan segan untuk mengingatkan orang-orang di sekitar kita agar berhenti merokok. Ini tak hanya untuk kebaikan Anda tetapi juga kebaikan mereka dan semua orang yang dicintainya," lanjut Nalini.

(vem/mim)