Salut! Kerajinan Indonesia Berhasil Dipamerkan di Hong Kong Fashion Week

Fimela diperbarui 25 Jan 2018, 09:30 WIB

Hong Kong Fashion Week 2018 baru saja digelar pada 15-18 Januari 2018 lalu. Desainer-desainer muda Indonesia pun turut serta dalam acara yang diselenggarakan di Hong Kong Convention & Exhibition Center ini.

Ada Jessica Welia Halim dengan brand-nya JWH yang menampilkan koleksi ready to wear dengan paduan kain songket. Lalu ada juga Julianto yang membawa tema keindahan Gunung Bromo pada koleksi bridal-nya.

Ada pula Raegita Zoro, melalui RAEGITAZORO ia memamerkan koleksi Rebellious. Dan yang terakhir Rilya Krisnawati, lewat brandnya JUMPANONA, ia memamerkan koleksi aksesoris yang terinspirasi dari tradisi gajah oleh Suku Dayak.

Tak hanya kehadiran dan karya dari para desainer muda Indonesia saja yang membuat masyarakat Hong Kong terpukau. Perhimpunan Perempuan Lintas Profesi Indonesia (PPLIPI) pun menunjukkan eksistensinya dalam ajang tahunan yang diadakan Hong Kong Trade Development Council tersebut. Dalam ajang bergengsi ini PPLIPI memamerkan hasil produk tanah air di kancah internasional itu.

"Dalam business trip ini, PPLIPI mengisi salah satu stand yang diwakili oleh UKM dari DPW Sumut karena ini juga merupakan inisiatif dari Ibu Nova Zain, Ketua DPW PPLIPI Sumut. Pada bidang bisnis, ini merupakan kerja nyata PPLIPI membantu pengusaha yang ingin memasarkan hasil karyanya ke pasar global," ujar Ketua DPP PPLIPI Indah SDA, saat ditemui tim Vemale, di kawasan Jakarta beberapa waktu lalu.

Sekretaris PPLIPI Sumut Susi Merry Junita Manulang Br Sinaga juga mengatakan para pelaku UMKM yang ikut dalam perhelatan tersebut tidak hanya memamerkan produk fashion adibusana tetapi juga produk etnik khas Sumatera Utara.

"Busana berbasis etnik ini dipamerkan agar mendapat perhatian dari negeri luar dan kami siap bersaing soal harga. Produk fashion etnik Indonesia memiliki kekuatan mengungguli produk dari negara sekawasan," tuturnya saat ditemui di tempat yang sama.

Di samping mengikuti Hong Kong Fashion Week, PPLIPI juga menjalin kerja sama dengan berbagai pihak sehingga berbagai produk yang dihasilkan baik dari pengurus, anggota, maupun mitra binaan PPLIPI dapat menembus pasar internasional seluas-luasnya.

"Selama di Hong Kong kami juga mengadakan beberapa pertemuan. Di antaranya meeting dengan Hong Kong Trade Development Council, Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Hong Kong, dan konsumen. Ini merupakan bentuk ikhtiar PPLIPI dalam rangka menembus pasar internasional  untuk menjual berbagai produk usaha dari para pengurus, anggota, maupun binaan PPLIPI," ujar Indah SDA.

Perhimpunan Perempuan Lintas Profesi Indonesia yang disingkat dengan nama PPLIPI ini sendiri didirikan pada tanggal 17 April 2016, dengan Ketua Umum, Dra. Hj.Indah Suryadharma Ali dan Sekretaris Jenderal, Maya Miranda Ambarsari,SH., MIB.

PPLIPI dibentuk sebagai wadah bagi para perempuan untuk menyumbangkan tenaga, pikiran, peluang, maupun materi, dalam rangka mengangkat harkat dan martabat perempuan melalui upaya pemberdayaan perempuan baik di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya, kesehatan, secara nasional maupun global.

(vem/asp/nda)
What's On Fimela