Kenalkan Luthfi Azizatunnisa, Wanita Inspiratif Lulusan Cumlaude S2 UGM

Fimela diperbarui 25 Jan 2018, 11:00 WIB

Segala keterbatasan yang ada pada dirinya tak membuatnya putus asa, rendah diri apalagi kecewa dan patah semangat untuk terus meraih prestasi terbaiknya.

Namanya Lutfi Azizatunnisa, ia merupakan seorang yang memiliki hobi naik gunung sekaligus berprestasi. Semangatnya patut kita tiru. Semangatnya patut membuat kita bangga meski ia juga dikenal sebagai sosok yang cukup keras kepala di tengah segala keterbatasan fisik yang dialaminya saat ini.



Ya, sebelumnya wanita ini adalah sosok yang ceria, pecinta alam yang hobi naik gunung dan cerdas serta tercatat sebagai mahasiswa kedokteran Universitas Negeri Solo berprestasi. Menyedihkan, enam tahun lalu ia mengalami kecelakaan yang mengharuskannya kehilangan sebagian kemampuannya menggerakkan tubuh.

Kecelakaan yang dialaminya di semester akhir perkuliahannya membuatnya lumpuh dan mengharuskannya bergantung pada kursi roda untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Ia juga harus memupus hobinya sejak usia belia yakni mendaki gunung. Kecelakaan yang dialami pada tanggal 15 Agustus 2011 membuat Lutfi menderita quadriplegic level C6 di mana tulang leher ruas ke-6 dan 7 patah. Inilah yang membuatnya mengalami kelumpuhan di empat anggota gerak tubuhnya (quadriplegia).



Waktu itu, dokter sempat putus asa dengan kelangsungan hidupnya. Kesempatan hidupnya diprediksi hanya 50%. Tapi takdir berkata lain, Lutfi mampu melewati masa kritis dengan baik di UGD RS PKU Muhammadiyah Delanggu dan kondisinya perlahan semakin membaik setelah melakukan berbagai operasi di RSUP Suradji Tirtonegoro. Tapi, sakit parah dan kondisinya yang berbeda dari sebelumnya tak membuat Lutfi putus asa.

Dilansir dari laman brilio.net, selama masa pemulihan selepas kecelakaan, ia mengambil cuti kuliah selama 3 tahun. Ia kemudian masuk kuliah lagi dan menyelesaikan pendidikan kedokterannya. Meski cukup berat karena tak bisa bergerak leluasa seperti sebelumnya, Lutfi tetap bisa menyelesaikan kuliahnya dengan baik. Atas dukungan orang tua, ia pun kembali mengambil kuliah S2 di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Masih dengan segala keterbatasannya, rupanya Lutfi tetap bisa menempuh pendidikannya dengan baik. Ia bahkan mendapat beasiswa penuh dari WHO TDR (Tropical Disease Research). Didampingi sang ibu, wanita cantik ini akhirnya mampu menyelesaikan S2nya dengan mengagumkan. Ia lulus dengan predikat cumlaude tahun lalu.



Lulus S2 seakan membuat wanita yang telah menikah dengan pemuda yang sangat mencintainya dan tulus menerima segala keterbatasan yang ada pada dirinya ini seakan membuat cita-citanya sebagai pengajar semakin menyala terang. Lutfi bertekad menempuh pendidikan lanjutan S3 di luar negeri yakni di Belanda.

Sebelum keberangkatannya ke Belanda, ia bersama suami bahkan akan terbang ke Australia untuk mengikuti kursus pendek. Terus semangat Lutfi. Kisahmu sungguh luar biasa. Semoga bahagia selamanya dan tercapailah apa yang kamu cita-citakan selama ini.



(vem/mim)
What's On Fimela