Kehamilan memang merupakan anugerah paling indah yang diberikan Tuhan kepada para wanita. Momen ini jadi salah satu tahapan kehidupan yang paling ditunggu-tunggu oleh para wanita. Sayangnya, saat memasuki persalinan banyak ketakutan yang dirasakan, mulai dari membayangkan hal yang tidak diinginkan, bingung harus berbuat apa, dan juga panik. Inilah yang sebenarnya yang membuat persalinan terasa sakit.
Padahal masa-masa tersebutlah yang membuat kita banyak belajar, seperti menurut Dyah Pratitasari selaku Prenatal/Postpartum Yoga Teacher, Birth Doula & Breastfeeding Counsellor, khusus untuk perempuan bahwa momen hamil, melahirkan, menyusui itu sebenarnya kesempatan perempuan untuk belajar berdamai, menerima, belajar dengan perubahan yang ada, beradaptasi dengan ketidaknyamanan, sampai akhirnya dia akan dilahirkan jadi sosok yang baru dari sebelumnya.
Namun, banyak calon ibu yang tidak banyak informasi tentang bagaimana hamil sehat dan berkualitas untuk mendapatkan pengalaman persalinan semaksimal mungkin, sealami mungkin dan ternyata semua ada ilmunya.
“Pada waktu melahirkan anak pertama saya belum tahu ilmunya. Saya sempat trauma dengan melahirkan. Yang kita tahu cuma cari dokter yang paling oke dan melahirkan di rumah sakit yang paling oke. Saya menganggap dengan rutin kontrol, minuman suplemen dan vitamin sudah cukup,” ujarnya saat ditemui tim Vemale.com pada hari Rabu, 10 Januari 2018 kemarin.
Walau banyak dokter yang handal dalam persalinan, namun menurut Prita, sapaan akrab Dyah mengatakan ibu harus memaksimalkan perannya, untuk kemudian reclaim lagi kendali tubuhnya yang harus dia lakukan saat hamil itu apa aja, tentu saja di luar pemeriksaan ke dokter.
“Apa saja yang perlu dipersiapkan selama menjalani proses persalinannya, karena dalam proses persalinan kalau misalnya udah keluar lendir darah terus ibu harus ngapain. Kalau masih bukaan satu, sementara belum nambah-nambah ke rumah sakit disuruh pulang, ibunya di rumah tuh harus ngapain aja. Ini informasi yang belum banyak ibu ketahui yang ada hanya panik,” ujarnya.
Inilah yang membuat teman lahiran memberikan kegiatan yang khusus diberikan untuk para ibu hamil agar mendapatkan informasi yang diperlukan. Seperti prenatal yoga, doula, women circle, hingga birth fotografi.
Women circle diisi sekitar 10 orang di rumah Prita agar ibu-ibu merasa memiliki tempat yang aman. Ketemu temen tapi tetap privat karena tidak semua orang nyaman untuk sharing pengalaman pribadi di depan orang lain. Topiknya seperti serba serbi menjadi ibu baru.
“Kenapa ada women circle karena setelah melahirkan, menyusui jadi tantangan yang baru lagi. Belum lagi nantinya saat mereka harus balik ke kantor, jauh dari orangtua, banyak yang suaminya di luar kota, mereka tetap butuh support sistem. Itu yang masih tetep pengen saya kerjain di situ karena sebenernya tantangan dan dunia yang sebenernya itu dimulai ketika bayi sudah lahir,” tambahnya.
Nah, jika ingin mengikuti prenatal yoga bisa dimulai sejak trimester kedua. Tapi untuk yang private bisa diikuti sejak trimester satu, kenapa? Karena biasanya kondisi ibu di trimester satu beda-beda. Ada yg kondisinya baik-baik saja, ada yang morning sickness-nya parah sampai tidak bisa bangun. Diharapkan dengan prenatal yoga, ibu jadi bisa lebih nyaman.
- Begini Cara Agar Saat Melahirkan Tidak Cemas & Tidak Terasa Sakit
- Viral Bayi Kembar di California Terlahir Beda Tahun, Bagaimana Bisa?
- Cerita Dokter Bantu Lahiran di WC & Mandikan Bayi di Tempat Cuci Piring
- 10 Hal yang Harus Dipersiapkan Menjelang Persalinan
- Selamat! Oki Setiana Dewi Lahirkan Anak Ketiga, Jenis Kelaminnya Laki-Laki
- Tips Sandra Dewi Jelang Kelahiran Si Buah Hati