Minum Kopi Tiga Cangkir Sehari Ternyata Lebih Sehat

Fimela diperbarui 11 Jan 2018, 10:30 WIB

Robin Poole, University of Southampton

Minum kopi dalam jumlah moderat – sekitar tiga atau empat cangkir per hari – tampaknya lebih memberi manfaat daripada mudarat bagi kesehatan kita. Penelitian terakhir kami menunjukkan itu. Hal ini penting untuk diketahui karena di seluruh dunia dua miliar cangkir kopi dikonsumsi setiap hari.

Studi-studi terdahulu menunjukkan kaitan manfaat antara minum kopi dan penyakit hati (liver). Kelompok penelitian kami menaruh minat pada kondisi hati. Karena itulah sebelumnya kami sudah melakukan dua meta-analisis, yang pertama menelaah kaitan antara minum kopi dan sirosis dan satunya lagi menelaah minum kopi dan kanker hati. Kami mendapati adanya risiko lebih rendah dalam kedua kondisi tersebut pada orang-orang yang minum lebih banyak kopi.

Sebagian besar bukti, bagaimana pun juga, berasal dari studi-studi observasional, yang hanya bisa mendapatkan kemungkinan asosiasi tapi tidak bisa membuktikan sebab dan akibat. Untuk mengatasi keterbatasan ini, kami berencana melakukan uji acak terkontrol pada pasien-pasien dengan penyakit pembengkakan hati non-alkoholik untuk mencari tahu apakah kopi berfungsi sebagai perawatan untuk mengurangi risiko berkembangnya penyakit.

Tapi sebelum bisa mulai memberikan kopi kepada para pasien, kami perlu tahu apakah minum kopi mempunyai bahaya yang sudah diketahui, sehingga kami memutuskan melakukan umbrella review (tinjuan sistematis terhadap semua analisis sebelumnya) guna mendapatkan sebanyak mungkin informasi tentang minum kopi dan kesehatan. Umbrella review memadukan berbagai meta-analisis terdahulu dan memberikan ikhtisar tingkat tinggi atas temuan-temuan penelitian.

Banyak manfaat

Secara keseluruhan, umbrella review kami menunjukkan bahwa minum kopi lebih sering terkait dengan manfaat daripada dengan mudarat. Dalam beberapa kondisi, manfaat terbesar tampaknya berkaitan dengan minum tiga sampai empat cangkir kopi setiap hari. Ini meliputi risiko lebih rendah kematian karena segala sebab, atau terkena penyakit jantung. Minum kopi melebihi jumlah tersebut tidak terkait dengan mudarat, tapi manfaatnya kurang menonjol.

Minum kopi juga berkaitan dengan risiko lebih rendah berkembangnya diabates tipe 2, sindrom metabolik, batu empedu, batu ginjal, dan encok. Kami juga mendapati bahwa minum kopi berkaitan dengan risiko lebih rendah terserang beberapa jenis kanker, penyakit Parkinson, depresi, dan penyakit Alzheimer. Tapi penyakit liver adalah yang paling banyak mendapat manfaat dibandingkan dengan kondisi-kondisi lain.

Melegakan sekali, tampaknya tidak ada bahaya di luar masa kehamilan ketika minum kopi berkaitan dengan kelahiran bayi dengan berat badan rendah, kelahiran prematur (pada enam bulan pertama kehamilan), dan keguguran.

Ini bukan pengetahuan baru, dan ada panduan untuk membatasi asupan kafein selama kehamilan. Kami juga mendapati sedikit peningkatan dalam risiko patah tulang pada perempuan, tapi ada ketidakcocokan bukti dan penelitian lebih lanjut dibutuhkan.

Hati-hati dalam mengonsumsi kopi

Temuan-temuan dari umbrella review kami harus ditafsirkan dengan hati-hati. Bukti dalam tinjauan terutama berasal dari penelitian observasional, sehingga kita tidak dapat memperkirakan temuan kami untuk menganjurkan orang agar mulai minum kopi atau meningkatkan asupan mereka dalam upaya menjadi lebih sehat.

Yang bisa kami katakan adalah orang yang sudah menikmati kopi dalam jumlah moderat sebagai bagian pola makan mereka berpeluang paling besar mendapat manfaat kesehatan dari kopi, bukan mudaratnya.

Penelitian kami tentang kopi. Ini bukan penelitian tentang gula, sirup, biskuit, kue, dan kue kering. Pesan kesehatan standar tetap berlaku untuk jenis-jenis makanan tersebut. Dengan kata lain, kalau Anda sudah minum kopi, nikmatilah, tapi cobalah menjadikannya sesehat mungkin.

Robin Poole, Specialist Registrar in Public Health, University of Southampton

Sumber asli artikel ini dari The Conversation. Baca artikel sumber.

(vem/kee)
What's On Fimela