Review: Buku Free Writing Karya Hernowo Hasim

Fimela diperbarui 29 Des 2017, 19:30 WIB

Judul: Free Writing (Mengejar Kebahagiaan dengan Menulis)
Penulis: Hernowo Hasim
Penyunting: Ikhdah Henny
Perancang sampul: Andreas Kusumahadi
Pemeriksa aksara: Siti Masruroh
Penata aksara: gores_pena
Ilustrasi isi: Regina Sari Dewi
Cetakan Pertama, November 2017

Menulis itu mendatangkan kebahagiaan? Bukannya malah mendatangkan stres, kekesalan, kekecewaan, dan frustrasi?

Itulah proses menulis yang belum bersentuhan dengan free writing. Dalam buku yang ringkas dan efektif ini, Hernowo Hasim penulis banyak buku yang baru merasa mampu menulis setelah usianya lewat 40 tahun memperkenalkan free writing dan bagaimana menjalankannya. Berpijak pada konsep free writing yang dikembangkan oleh Dr. James W. Pennebaker, Peter Elbow, dan Natalie Goldberg, ia memberikan strategi menulis yang dapat mengubah menulis yang membebani menjadi menulis yang tanpa tekanan, tanpa beban, dan tanpa hambatan.

Hernowo Hasim juga merumuskan model latihan menulis bebas selama sebulan yang memadukan free writing dengan "mengikat makna" sebuah konsep membaca-menulis yang telah menempatkannya sebagai penulis yang produktif dan kreatif. Efek pemaduan dipaparkan dalam buku yang enak dan mudah dibaca ini, yang bisa melejitkan kemampuan menulis siapa saja bahkan bagi orang yang tidak ingin menjadi penulis sekalipun.

***

Sering susah mulai untuk menulis? Ingin jadi penulis tapi kesulitan untuk merangkai kata-kata? Atau malah sering gampang stres saat menulis? Buku Free Writing ini mungkin bisa membantu memecahkan masalahmu.

Menulis memang butuh latihan. Kemampuan dan keahlian menulis juga perlu dibangun dengan kebiasaan. Salah satu caranya adalah dengan teknik menulis bebas (free writing). Dan ternyata teknik menulis bebas ini memang sudah ada dan terus dikembangkan sejak dulu. Berbagai metode dan cara menulis bebas dijabarkan sudah sejak lama.

Di buku ini, kita juga digiring untuk menemukan berbagai manfaat menerapkan teknik menulis bebas. Yang tak hanya meningkatkan kemampuan keterampilan fisik menulis saja, tapi juga meningkatkan kemampuan nonfisik menulis. Bahkan latihan menulis bebas ini bisa dijadikan salah satu cara ampuh agar terhindar dari yang namanya writer's block.

Gunakanlah alarm, dan begitu alarm berbunyi berhentilah menulis. Hanya 10 menit setiap hari!



Ada banyak kutipan motivasi dan penyemangat soal menulis di buku ini. Cocok juga dibaca kalau lagi nggak semangat untuk menulis.

Salah satu hal yang paling ditekankan di sini adalah soal membangun kebiasaan menulis. Bisa dimulai dengan menulis selama 10 menit nonstop setiap harinya. Apa yang ditulis? Bisa apa saja, namanya juga menulis bebas. Yang ditekankan di sini bukan soal baik buruknya rangkaian kata dan kalimat yang kita buat, tapi kelancaran kita menulis dalam kurun waktu tersebut. Sehingga otot menulis jadi lebih luwes.



Ada model latihan free writing yang diperlihatkan juga di buku ini. Jadi benar-benar ada gambaran jelas soal teknik menulis bebas yang dimaksud.

Selain soal menulis, di buku ini juga dibahas sejumlah topik lain yang sebenarnya tak terpisahkan dari kegiatan menulis itu sendiri. Salah satunya adalah soal membaca lantang. "Membaca lantang memang berfungsi terutama untuk mementingkan pengenalan buku kepada anak-anak sejak dini. Dalam tradisi Barat, dikenal ada dua hal penting untuk membiasakan membaca di kalangan anak-anak: (1) big book dan (2) the reading mother," (hlm. 40) Info ini benar-benar sangat bermanfaat untuk membangun kebiasaan membaca sejak dini.

Berbagai konsep dan teori soal menulis bebas dijelaskan dengan sangat detail di sini. Pokoknya habis baca buku ini, langsung semangat deh untuk mulai menerapkan teknik menulis bebas. Saat menulis sudah benar-benar terasa bebas, dijamin kegiatan menulis nggak akan lagi terasa menakutkan.




(vem/nda)