Cegah Kedua Buah Hati Terkena Penyakit Difteri, Begini Cara Ayu Dewi

Fimela diperbarui 13 Des 2017, 10:40 WIB

Baru-baru ini penyakit difteri mulai mencemaskan masyarakat. Penyakit ini sendiri terjadi oleh bakteri yang membuat seseorang terkena demam subfebris, nyeri tenggorokan, dan paling khas terlihat adanya selaput putih di tenggorokan yang bisa berdarah ketika disentuh.

Padahal penyakit ini bisa dicegah sedari dini, dengan melakukan vaksin DPT (difteri, tetanus, pertusis/pentavalen) yang biasanya diberikan ketika seseorang masih dalam usia anak-anak. Mulai dari usia di bawah setahun sebanyak tiga kali vaksin, lalu ditunjang dengan vaksin booster di atas usia 18 bulan, dan sekali lagi vaksin booster di usia 5 - 6 tahun.

Vaksin DPT memiliki antigen khusus yang bisa melawan bakteri Corynebacterium diphtheriaev penyebab difteri. Vaksin itu seperti kunci. Untuk cegah difteri ya salah satu cara paling efektif adalah dengan vaksinasi DPT.

Jika ada anak atau orang dewasa terpapar kuman penyebab difteri dan dia sudah divaksin, maka tubuhnya sudah akan membentuk sistem pertahanan sendiri terhadap penyakit tersebut.
Orang dewasa yang belum mendapat vaksin DPT juga bisa mendapat vaksin macam ini. "Namanya TDAP (Tetanus, Difteri, aseluler Pertussis) dan bukan DPT lagi. Isinya sama tapi beda kadar antigen.



Difteri yang melanda beberapa provinsi di Indonesia ini, membuat presenter Ayu Dewi merasa khawatir. Ia pun langsung mengecek buku-buku riwayat imunisasi sang anak.

"Kekhawatiran pasti, aku langsung cek buku-buku riwayat imunisai Aqilah, di situ kan ada jadwal imunisasinya. Aqilah tinggal satu lagi imunisasi DPT, usianya kan 5 tahun. Kalau Aqlan anak kedua aku, masih satu bulan lagi,"ujarnya.  

Ayu menyayangkan ketika masih banyak orangtua yang menolak atau anti vaksin yang justru sebenarnya bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Banyak alasan yang mendasari orangtua tersebut untuk tidak memberikan anaknya vaksin.

"Aku sebal sama orang yang anti vaksin, kan kasihan anaknya. Aku pernah dapat cerita dari dokter anak bahwa ada seorang ibu yang menyuarakan kalau dia anti vaksin. Nah, beberapa bulan kemudian berujung anaknya kena polio. Polio itu kan bahaya banget, bisa lumpuh sampai enggak bisa nafas," tambahnya.

Selain pemberian vaksin atau imunisasi yang menjadi cara tercepat, Ayu selalu mengajarkan anak pertamanya, Aqilah Dewi Humairah, untuk selalu menjaga kebersihan dan selalu mengonsumsi makanan sehat.

"Aku selalu memberi tahu Aqilah, misalnya, kalau habis pegang-pegang sesuatu jangan sembarangan masukin tangan ke mulut. Kemudian, makan yang betul, minum madu, makan sayuran dan buah," tutupnya.



(vem/asp/mim)