Saat ini, lebih dari separuh penduduk dunia tinggal di wilayah perkotaan tak terkecuali perempuan. Sebab perkotaan memiliki daya tarik yang kuat dan menawarkan banyak kesempatan ekonomi, sosial dan politik, sampai dengan akses terhadap fasilitas dasar.
Walaupun memiliki kelebihan tersebut, perkotaan memberikan pengalaman yang berbeda bagi perempuan dan anak perempuan, khususnya ketika mengakses ruang dan sarana publik, termasuk transportasi publik.
Listyowati, Direktur Kalyanamitra mengatakan jika perempuan tidak sepenuhnya bebas mengakses sarana publik dan sumber daya lainnya yang terdapat di kota. Kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan merupakan cerminan bahwa kota tidak cukup aman bagi perempuan dan anak perempuan. Ada beberapa hal yang menjadi hambatan utama mengapa kota tidak aman, salah satu hambatannya yaitu sarana publik yang kurang nyaman dan aman.
Sabine Machl, UN Women Representative di Indonesia juga menambahkan, bayangan dan ketakutan akan terjadinya kekerasan dan pelecehan seksual, seringkali membatasi akses dan ruang gerak perempuan dan anak perempuan di ruang publik kota. “Akses akan transportasi yang aman dan nyaman memungkinkan perempuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi, membuka akses akan pendidikan, kesehatan dan layanan penting lainnya,” ujarnya saat ditemui di Jakarta.
Mengawali 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, yang diperingati setiap tanggal 25 November sampai 10 Desember, UN Women bersama dengan Transjakarta, Kalyanamitra dan Institute of Transportation and Development Policy (ITDP) mengadakan “Safe Bus Journey” untuk mempromosikan hak-hak perempuan dan anak perempuan terhadap transportasi publik yang bebas dari kekerasan. Safe Bus Journey merupakan bagian dari inisiatif “Safe Cities” dari UN Women di Jakarta untuk mempromosikan kota yang aman dan inklusif bagi perempuan dan anak perempuan.
Inisiatif ini bertujuan untuk mengembangkan, mengimplementasi dan mengevaluasi pendekatan komperehensif untuk mencegah dan merespon kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak perempuan di ruang publik. Hal ini dilakukan melalui pengumpulan data menggunakan parameter yang relevan untuk mengidentifikasi intervensi yang tepat.
Inisiatif Safe Cities memberikan pemerintah lokal dan perencana kota, rekomendasi untuk mendukung terciptanya ruang publik yang aman untuk perempuan dan anak perempuan bebas dari kekerasan. Melalui inisiatif Safe Cities, telah dilakukan scoping study tentang keamanan perempuan dan anak perempuan di ruang publik. Hasil studi tersebut menunjukkan infrastruktur umum yang baik, termasuk jalan dan transportasi publik, merupakan salah satu hal penting dalam menciptakan ruang publik yang lebih aman dari ancaman kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak perempuan.
Hal senada diungkapkan oleh Deliani Siregar, Urban Planning Associate ITDP Indonesia “Saat ini tidak hanya Jakarta, trotoar atau fasilitas pejalan kaki lainnya harus dapat mengakomodir all users, all ages, all abilities.
Perbaikan infrastruktur dan fasilitas publik sangat penting untuk memastikan keamanan dan keselamatan perempuan dan anak perempuan dalam konteks perkotaan. Pada saat yang sama, ada kebutuhan untuk mengubah dan menantang stereotip terkait dengan kekerasan.
“Kita perlu bekerja sama untuk menghentikan segala bentuk kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan dan anak perempuan di mana pun berada. UN Women menyerukan agar seluruh masyarakat bergabung untuk menghentikannya, sehingga tidak ada lagi yang tertinggal dalam menciptakan kehidupan yang bermartabat dan bebas dari kekerasan,” tutup Sabine.
- Tips Aman Berkendara Sepeda Motor Bagi Cewek di Musim Hujan
- Yamaha Mio Terbaru: Motor Aman dan Nyaman Untuk Para Wanita
- Tips Aman Naik Kendaraan Umum Bagi Wanita, Kamu Harus Tahu
- Tidak Perlu Takut Menjadi Wanita Harus Tangguh
(vem/asp/mim)