Asupan anak selagi kecil memang penting, karena akan menunjang kualitas hidup yang baik ketika dewasa.
Hal tersebut pun disampaikan, Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes) Nila Moeloek, bahwa pembangunan kesehatan merupakan bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya antara lain melalui upaya kesehatan anak yang meliputi kelangsungan hidup anak, meningkatkan kualitas hidup anak dan perlindungan anak.
"Hak anak merupakan investasi bangsa di masa depan yang harus dipenuhi tidak terkecuali hak mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas," ujarnya saat ditemui dalam acara 300 bayi dan anak baduta (bawah dua tahun) mengikuti pijat bayi massal, peserta dari lingkungan Kemenkes dan Umum dalam rangkaian peringatan Hari Kesehatan Nasional yang ke 53. HKN diperingati setiap tanggal 12 November di Auditorium Siwabessy, Kemenkes, Jakarta Selatan.
Menkes menegaskan bahwa pola asih, asah dan asuh yang diberikan harus sesuai standar siklus kehidupan, termasuk pemberian gizi seimbang dan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas. Hal ini dapat dilakukan salah satunya melalui stimulasi sedini mungkin yang dimulai dari setelah puput
Pola asuh yang baik dan benar akan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan selama neonatal, bayi dan anak baduta serta meningkatkan kualitas hidup anak yang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial. Dengan demikian, perlu dilakukan kegiatan stimulasi tumbuh kembang anak sedini mungkin sejak dalam kandungan sampai usia anak baduta sebagaimana dicanangkan oleh Pemerintah RI melalui program “Seribu Hari Pertama Kehidupan.”
Untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal diperlukan stimulasi dan pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas dilakukan pada masa periode kritis, yaitu sejak dalam kandungan hingga usia 2 tahun. Salah satu bentuk stimulasi yang dapat diberikan pada anak baduta yaitu stimulasi pijat.
Sentuhan dalam pijat pada baduta dapat memberikan stimulasi pada perkembangan dan fungsi organ tubuh, otak, saraf, mental dan perilaku pada anak.
"Gizi nomer satu bagi anak yang didapat dari makannya, lalu stimulasi yang didapatkan dari sentuhan seorang ibu melalui pijat. Bahkan saat hamil kita betul-betul dijaga. Seperti ketika anak masih dalam kandungan ibu harus rajin menstimulus anak dengan mendengarkan lagu. Ini bisa lebih meningkatkan kedekatan anak," ujarnya.
Dengan melakukan stimulasi pijat anak baduta diharapkan meningkatkan kualitas hidup sehingga tercapai tumbuh kembang anak yang optimal serta dapat mempererat ikatan/bounding antara orang tua dan anak sebagai ungkapan cinta melalui sentuhan.
Selanjutnya Menkes mengajak para orang tua untuk dapat melakukan kegiatan pijat pada anak baduta di rumah sehingga dapat mendukung program upaya Indonesia Sehat dengan penguatan promotif dan preventif dengan pemberdayaan masyarakat.
- 4 Bahan Alami Untuk Mengobati Ruam Pada Kulit Bayi Akibat Gigitan Nyamuk
- Fakta Soal Sunat Perempuan di Indonesia, Berbahaya Tapi Umum Dilakukan
- Nggak Perlu Takut Memotong Kuku Bayi, Mom. Ini Tipsnya Agar Aman
- Saat Buah Hati Demam, Jangan Panik Mom! Lakukan 5 Hal Ini
- Tips Menyembuhkan Kulit Kering & Masalah Kulit Lain Bagi Si Kecil