Saat Pernikahanku Baru Berusia 40 Hari, Bapak Pergi untuk Selamanya

Fimela Editor diperbarui 06 Nov 2017, 17:00 WIB

Kisah sahabat Vemale yang disertakan dalam Lomba Ayah Aku Rindu ini akan membuat kita tersadar akan banyak hal. Salah satunya adalah bahwa semua yang terjadi adalah memang sudah menjadi bagian dari rencana terindah dari Yang Maha Kuasa.

***

"Astagfirullohal Adzimm 3XAsyhadu Alla Ilaaha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammad RosulullahBapak dan Ibu yang saya hormati dan sayangi, pada kesempatan yang berbahagia ini, saya mohon maaf atas semua kesalahan dan kehilafan-kehilafan saya selama ini, baik yang lahir maupun yang batin yang disengaja ataupun yang tidak disengaja. Pada kesempatan ini saya mohon keikhlasan dan ridho Bapak dan Ibu atas pernikahan ini. Saya ikhlas dan ridho Bapak berkenan menikahkan saya.”Terdengar suaraku di ujung mikrofon dengan penuh gemetar menahan tangis dan akhirnya tidak terasa mata ini tidak mampu membendung berjuta rasa yang bergolak, sedih, haru, bahagia. Air mata mengalir begitu deras menghapus foundation, bedak, lipstik dan semua makeup di hari yang teramat penting dalam hidupku, bahkan usapan tisu pun tidak mampu mengurangi bendungan air mata yang terus jatuh. Rasanya saat itu ingin kupeluk Bapak dan menangis saja di pelukannya karena aku sudah tidak mampu lagi menyelesaikan kalimat permohonan izin dan doa restu dari Bapak selaku wali dari pernikahanku.“Anakku, Bapak dan Ibu memaafkan semua kesalahan dan kehilafan-kehilafanmu. Bapak dan Ibu ikhlas dan ridho serta merestui pernikahanmu. Bapak dan Ibu senantiasa berdoa mudah-mudahan pernikahanmu akan senantiasa mendapatkan ridho ALLAH SWT. Amin ya rabbal alamin."Suara Bapak terdengar di ujung mikrofon juga dengan nada gemetar dan menahan tangis haru atas jawaban permohonan restu nikahku dan tangisku pun semakin tak terbendung mendengar suara parau Bapak. Suasana saat itu berubah menjadi haru biru karena melihat air mataku yang semakin deras juga mendengar suara Bapak yang merestui dan meridhoi pernikahanku.16 Agustus 2014 adalah hari yang paling bahagia dalam hidupku. Di hari itu alhamdulilah Allah SWT wujudkan doa-doaku dan doa-doa kedua orang tuaku selama ini. Sebuah penantian yang lumayan panjang karena mendekati usia 36 Allah SWT memberikan jawaban atas doa-doaku dan juga doa-doa orang tuaku selama ini. Agak telat memang karena kesibukan juga mempunyai prinsip tidak mau pacaran dan langsung menikah bila cocok, membuat hari demi hari tanpa terasa berlalu begitu cepat. Kemacetan, pekerjaan kantor yang penuh tekanan, kurangnya pergaulan karena kesibukan yang menyita waktu, kelelahan sehingga membuat kurangnya waktu untuk mencari pasangan hidup.

Bersyukurnya mempunyai keluarga yang saling mendukung satu sama lain sehingga kesendirian terobati dengan kehadiran mereka. Mengobrol dan bertukar pikiran bersama Bapak atau sesekali hangout dengan Kakak dan ponakan-ponakan yang sudah beranjak dewasa adalah sekian cara menghibur kesendirian. Selalu berusaha berpikir positif untuk berharap indahnya menunggu indahnya sabar. Bersyukur juga mempunyai seorang Bapak yang berprofesi sebagai kepala sekolah sebuah SD negeri. Kami anak-anaknya tumbuh dalam keluarga sederhana, religius, mengutamakan pendidikan juga kesehatan. Tempaan-tempaan Bapak banyak membawa hal-hal positif dalam hidup kami seperti bangun pagi kemudian sholat, mengaji, lalu olahraga pagi entah joging atau lari menghindari rokok membuat kami tumbuh menjadi anak-anak yang sehat dan mandiri. Mengejar pendidikan setinggi mungkin tanpa membedakan gender dan jangan memusingkan soal biaya karena Bapak yang akan memikirkannya, membuat kami bersemangat dalam belajar dan sekolah setinggi yang kita mampu. Membantu pekerjaan Umi di rumah juga membuat pribadi kami dari kecil tumbuh menjadi anak yang bertanggung jawab dan baik dalam mengatur waktu.Mengingat kebaikan-kebaikan, ketegasannya, kedisiplinannya, kesederhanaan pola pikirnya dan kasih sayang Bapak pada Umi, anak-anaknya, menantunya, cucu-cucunya, tak akan habis cerita-cerita bahagia penuh bangga juga mata yang ikut berkaca-kaca apabila mengenangnya. Ketegasan prinsipnya karena pengaruh memimpin sekolah dasar negeri selama 39 tahun juga ia tanamkan di rumah. Kreativitasnya dalam mensumberdayakan benda-benda yang tidak terpakai menjadi alat-alat rumah tangga yang di0recycle perlu diacungi jempol bahkan kami semua menjuluki Bapak dengan sebutan Mc. Gyver karena daya kreativitasnya. Seperti bekas jerigen besar dia ubah menjadi tempat sampah, kemudian dia membuat mainan buat kami anak-anaknya dari kertas lalu digulung-gulung menjadi hewan-hewan yang lucu seperti gajah, burung, bahkan Bapak membuat sendiri kandang ayam di sela-sela waktu luangnya. Tangannya yang dingin membuat rumah adem dan nuansa asri hijau terasa mengelilingi halaman rumah kami dengan tanaman-tanaman yang tumbuh subur seperti daun sirih, daun pandan. Bapak juga pandai memainkan gitar dan harmonika. Di kala weekend tiba, aku selalu menjadi vokalisnya menyanyikan lagu abang tukang bakso atau lagu-lagu Ibu Kasur, bahkan Bapak menciptakan lagu mars untuk sekolah dasar negerinya. Bapak juga tidak segan-segan membantu pekerjaan Umi seperti mencuci piring dan memasak apabila Umi sudah kecapekan, bahkan untuk urusan belanja bulanan sewaktu kami kecil Bapak dengan vespanya yang setia menemani, pergi ke pasar untuk belanja bulanan. Lucunya zaman dahulu belum ada mal-mal seperti sekarang jadi bila lebaran tiba. Dulu Bapak mengambil tali rapia untuk mengukur pinggang kami anak-anaknya dan pulangnya Bapak sudah membelikan kami celana atau rok untuk lebaran sesuai dengan ukuran tali rapia tadi.

Dalam urusan jodoh Bapak banyak berperan besar buatku. Beliau selalu memberikan nasihat juga masukan terhadap laki-laki yang aku kenalkan padanya. Bahkan calon suamiku ini adalah jodoh yang datang dari Allah SWT melalui Bapak. Rupanya Bapak sudah mengincar suamiku tersebut sejak lama di masjid dekat rumah di mana ia biasa beribadah disana. Bapak berharap pemuda tersebut menjadi suamiku karena Bapak senang mendengar dia mengaji, memimpin doa di masjid dengan fasih dan suara merdunya.

Dalam urusan jodoh baik Bapak dan aku mempunyai pandangan yang sama yaitu mengutamakan agamanya, InshaAllah bila agamanya sudah dijalankan dengan baik maka hal-hal lain yang mengikuti pun akan baik. Sekian lama bertemu dengan orang yang salah dan berada dalam satu titik terendah kupasrahkan urusan jodoh pada Allah SWT, karena melihat temen-teman sudah menikah semua dan keinginan berkeluarga itu semakin besar. Di situlah Bapak banyak berperan menguatkan dan mengingatkanku untuk sabar, sabar, dan sabar serta selalu mendirikan sholat. Alhamdulilah gayung bersambut, singkat cerita pemuda tersebut datang berkenalan ke rumah bertemu dengan kedua orang tuaku dan dalam perkenalan kami 3 bulan, Allah SWT memudahkan niat baik kami untuk menikah.3 bulan sebelum pernikahanku Bapak sudah sakit. Seumur hidup beliau tidak pernah sakit parah dan tidak pernah masuk rumah sakit karena Bapak selalu berolahraga dan menjaga makanan. Pada saat pernikahanku kondisi Bapak sedang tidak sehat-sehatnya, mukanya pucat, badannya makin kurus dan dia mengeluhkan perutnya yang sakit sejak pagi. Tepat 40 hari dari hari pernikahanku, 24 September 2014, Bapak pergi meninggalkan kami selama-lamanya karena prostat parah yang dideritanya sejak setahun kemarin. Beliau sempat masuk rumah sakit seminggu lamanya. Doa-doa Bapak selama ini untuk diberi umur panjang, kesehatan sehingga masih bisa melihat dan menikahkanku satu-satunya anak Bapak yang belum menikah diijabah Allah SWT.  

Aku adalah anak ke-5 dari 6 bersaudara dan semuanya sudah menikah kecuali aku. Dan yang pasti hadiah terindah di saat terakhir Bapak adalah memberikan aku suami yang mirip sekali dengan almarhum Bapak. Baik sikapnya dan sifatnya, benar-benar seperti "reinkarnasi" Bapak karena memang salah satu doaku juga untuk bisa memperoleh jodoh sosok laki-laki seperti Bapak yang baik, soleh, bertanggung jawab dan tak segan-segan membantu pekerjaan istri. Bapak is my Mc Gyver, my teacher, my idol, my sun, Bapak is the best and He is everything to me.

Happy father’s day Bapak. Times may have gone by but you’ve always been in my heart. Hanya doa yang bisa kupanjatkan untuk Bapak tercinta di setiap sholatku. Di balik segala kekurangan Bapak sebagai  manusia, semoga Allah SWT menerima semua amalmu, mengampuni setiap kesalahanmu, menutupi segala aibmu, memberikan tempat terbaik di sisi Nya, melapangkan kuburmu. Terima kasih Bapak atas segala kasih sayangmu. Terima kasih yang tak bosan selalu menasihati aku yang kadang tidak menerima saran-saranmu. Terima kasih selalu menjadi penyemangat bahkan di titik terendah hidupku. Terima kasih atas segala doa-doa tulus yang kau panjatkan siang dan malam untukku, untuk kesehatanku, untuk kemudahan dan kesuksesan pekerjaanku. Terima kasih  atas hadiah terindah di saat-saat terakhirmu.Aku, umi, kami anak-anakmu, para menantu,  cucu-cucu, tetangga, kerabat akan selalu rindu dan rindu sosokmu, bayangmu, kasih sayangmu juga kebaikan-kebaikanmu.Robbiqfirli, Waliwaalidayya, War Hamhumaa, Kamaa Robbayaanii Shagiiroo. “Ya Tuhanku, ampunilah aku, Ibu, dan Bapakku, sayangilah mereka seperti saat mereka menyayangi aku di waktu kecil.Jakarta, 06 November 2017Siti Nurhasanah

(vem/nda)