Kisah sahabat Vemale yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis Kocok-Kocok Ceria ini sungguh menarik. Berawal dari ibu yang sahabatan, kini anaknya pun sahabatan.
***
“Tulislah semua harapanmu pada selembar kertas dan masukkan dalam sebuah amplop, kemudian buka kembali amplop tersebut setelah 5 atau 10 tahun ke depan!” begitulah kira-kita kutipan dari sebuah buku yang pernah kubaca.
Mungkin sedikit jarang terjadi tapi aku dan ketiga temanku, Retno, Putri, dan Miwi kami bisa sedekat sekarang ini bukan karena kami satu kelompok belajar, satu kos-kosan, atau bahkan satu kelas. Tapi karena ibu kami berempat yang dulunya teman satu sekolah dan mempertemukan kami di arisan mereka (bukan arisan, mungkin lebih tepatnya reuni geng hahaha).
Aneh memang, tapi berawal dari pertemuan ini aku dan ketiga sahabatku bisa menjadi sangat dekat, bahkan persahabatan kami tidak kalah eratnya dengan orang tua kami. Bahkan kami juga membuat nama geng, Twinkle. Entah apa latar belakangnya. Tiap weekend kami juga membuat jadwal pertemuan sendiri di salah satu cafetaria di pusat kota karena kami berempat tidak ada yang berasal dari satu sekolah. Tiap bulannya kami juga selalu ikut ke arisan para ibu-ibu ini dan ikut bergaya memamerkan sesuatu seperti tas yang sebenarnya kami sendiri tidak tahu apa kelebihan dari tas tersebut hehe, tapi sepertinya para ibu-ibu ini sering membicarakannya, itu menjadi lelucon tersendiri bagi kami.
Berawal dari buku tentang impian yang pernah kubaca, aku memutuskan pada ketiga sahabatku ini untuk menulis setiap keinginan mereka di atas 4 kertas lalu dimasukkan ke dalam 4 amplop untuk diberikan pada yang lainnya dan akan dikumpulkan pada pertemuan kami minggu depan di cafetaria. Mereka bertiga setuju.
Singkat cerita semenjak hari itu di cafetaria, Twinkle jarang berkumpul lagi karena harus fokus dengan ujian nasional dan ujian masuk perguruan tinggi, kami juga bertekad akan masuk ke perguruan tinggi yang sama. Terima kasih pada Tuhan yang telah mengabulkannya. Walaupun berbeda jurusan, tapi setidaknya salah satu dari harapan yang kutulis di kertas itu terkabul. Tentu saja mereka tidak mengetahuinya karena kami berjanji akan membuka kertas itu paling tidak 5 tahun semenjak hari itu.
Tidak ada yang spesial, kami tetap berkumpul seperti waktu SMA. Kami juga mengikuti salah satu UKM yang sama. Benar-benar menyenangkan awal semester di kampus ini, berbagi pengalaman dari masing-masing jurusan, cerita tentang senior yang menyebalkan, bahkan sampai pengalaman dengan dosen killer. Ya, tidak ada yang spesial karena semuanya sangat spesial menurutku, ini yang terbaik dan paling menyenangkan.
Namun semakin hari, kami menjadi semakin jarang bertemu karena tugas kuliah dan kesibukan masing-masing. Sekarang kami hanya saling membalas komentar di sosial media dan sesekali bertemu di lingkungan kampus.
Semakin menginjak semester atas, banyak prestasi yang sahabat-sahabatku ini torehkan seperti mengikuti berbagai lomba ke luar kota, mendapatkan beasiswa, bahkan Putri sekarang mulai mengikuti pelatihan bahasa Inggris untuk beasiswa ke luar negeri. Dan di setiap pertemuan kami yang mulai semakin jarang ini, mereka selalu dengan senang hati berbagi rahasia kesuksesannya dengan harapan kami bisa membuat orang tua terutama ibu-ibu kami bangga saat mereka berkumpul.
Aku juga semakin bersemangat melihat para sahabatku ini semakin sukses meskipun baru semester 3 perkuliahan. Aku juga akan terus mengasah kemampuan menulisku dan meraih penghargaan lebih banyak lagi. Agar nanti, saat kami sama-sama membuka amplop yang kami tulis waktu SMA, kami bisa menunjukkannya pada putra-putri kami dan tertawa bersama-sama.
"Aku ingin kita juga membuat anak-anak kita berteman baik, seperti ibu-ibu kita yang membuat kita bersahabat hingga sekarang."
- Empat Tahun Bersama, Mereka yang Selalu Ada di Saat Titik Terendah
- Arisan Seru Penuh Manfaat, Mulai dari untuk Traveling Hingga Acara Sosial
- Mother-Daughter Squad: Arisan dan Baju Transparan
- Berawal dari Perkenalan di Dunia Maya, Tercipta Komunitas Membantu Sesama
- Sahabat Itu Mereka yang Ketawanya Paling Keras Saat Tingkah Kita Memalukan
(vem/nda)