Mengiris rasa hati ketika melihat sampah yang melayang di air laut perairan Jakarta. Fenomena ini seperti menjadi 'pemandangan wajib' tiap kali kita berada di lokasi tersebut. Penelitian oleh seorang peneliti dari Amerika Serikat, Jenna Jambeck, mengungkapkan bahwa Indonesia adalah negara yang termasuk dalam kategori penyumbang sampah laut nomor 2 di dunia setelah Cina. Di mana Indonesia menyumbangkan 1.3 ton sampah ke lautan dunia setiap tahunnya.
Padahal jika saja bisa dipahami bahwa sampah di laut bukan artinya menyelesaikan masalah sampah yang menumpuk. Sebab sampah yang tersebar di laut pada akhirnya akan membahayakan kamu juga, Ladies.
Ingatlah bahwa ikan di lautan akan menjadikan sampah tersebut sebagai makanan mereka, Dan, secara tidak langsung manusia
yang memakan ikan tersebut juga memakan sampah laut itu. Adakah kamu menyadari siklus ini?
Untuk mengatasi masalah sampah di laut digerakanlah sebuah program pelatihan dan pengembangan untuk anak muda, Indonesian Youth Marine Debris Summit (IYDMS). Gerakan ini mempertemukan anak muda yang memiliki tekad kuat dalam memberikan dampak positif pada isu sampah di laut.
Setelah melalui proses penyaringan 2.000 peserta yang mendaftar, terpilihlah 70 orang yang dibagi dalam beberapa kelompok untuk mengikuti workshop IYDMS 24 - 29 Oktober 2017 di Putri Duyung Cottage, Ancol, Jakarta Utara.
"Setiap tahun kami berjalan dengan misi lingkungan, kami menyadari bahwa Indonesia adalah negara kelautan. Dengan begitu laut adalah aset yang harus dijaga," ujar General Marketing KFC Indonesia Hendra Yuniarto ketika berbincang dengan kru vemale.com di Pulau Pramuka.
Lokasi disebut terakhir menjadi tempat field trip yang melibatkan kegiatan menyelam dan snorkelling. Para peserta didampingi oleh relawan dari Divers Clean Action (DCA) memunguti sampah yang ada di perairan sekitar. Hasilnya ada 2,4 kilogram sampah yang terkumpul dengan komposisi ragam jenis.
Dikatakan Founder DCA Swietenia Puspa Lestari, pihaknya dan KFC memang sengaja menyasar kaum muda karena mereka menyukai sesuatu yang viral. Dengan berbagi mengenai sampah dan cara penanggulangannya, diharapkan kaum muda bisa berbagi kepedulian pada masyarakat.
"Di masa depan, anak muda akan lebih peduli terhadap lingkungan tapi apakah kepedulian akan seimbang dengan kerusakan lingkungan itu sendiri? Untuk mencegahnya, kami gunakan kegemaran pemuda Indonesia tentang sesuatu yang viral. Apa salahnya yang viral dimanfaatkan untuk menyebar kebaikan?" tutur Tenia, sapaan karib Swietenia.
Kelompok peserta IYDMS dengan konsep lingkungan terbaik nantinya akan dikirim ke Our Ocean Conference --konferensi internasional di Amerika Serikat. Sepulangnya dari sana, mereka dikirim kembali ke daerah masing-masing dan diberi fasilitas dana untuk mewujudkan konsep lingkungan yang sudah mereka persiapkan.
(vem/zzu)