Kisah sahabat Vemale yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis Kocok-Kocok Ceria ini membuktikan bahwa saudara itu pun bisa berasal dari tetangga yang dekat dengan kita. Banyak hal menyenangkan juga yang bisa dilakukan bersama para tetangga.
***
Awalnya ‘hanya’ sekumpulan ibu-ibu menemani anak-anaknya mengaji di masjid, lalu kemudian menjadi Friday Fun Club.
Hari Senin hingga Kamis rasanya tidak cukup bagi kami para tetangga di Kalibata City untuk saling bersua. Kegiatan bercakap-cakap sembari menunggu anak-anak selesai belajar al Quran di masjid belum bisa dikatakan ‘me time’. Sampai akhirnya kemudian hari Jumat yang kosong itu kami isi juga dengan tema playdate. Anak-anak main bebas, ibu-ibunya ... terserah.
Awal Friday Fun Club (FFC) terbentuk dengan rentang usia anak-anak yang setara membuatnya lebih mudah untuk diberi tema kegiatan. Entah itu aktivitas menghias kue, berkreasi dengan cat acrylic, membacakan cerita, dan lain-lain. Namun seiring dengan berjalannya waktu, Friday Fun Club yang lebih sering diselenggarakan di area taman Green Palace menjadi ajang berenang bareng untuk anak-anaknya. Ya iyalah, mana tahan mereka lihat air tapi nggak nyemplung. Sementara ibu-ibunya saling mengeluarkan bawaan terbaiknya, alias aneka makanan. Dibuat sendiri atau beli, tidak masalah. Dari yang organik hingga yang nyaris junkfood, bebas. Intinya jangan sampai memberatkan, dan jangan irian. Kita semua menerima apa adanya kok.
Tak jarang, FFC yang tak sedikit beranggotakan para Mamah muda kreatif mengambil tema playdate di unit. Entah itu berkedok sarapan bareng atau workshop mille crepe atau decoupage, dan itu semua gratis. Ketika para ibu mulai kehabisan alasan, maka ulang tahun anak menjadi cara agar FFC bisa dilaksanakan.
Namun, tahun ini, satu per satu anggotanya mulai pindah dari Kalibata City, hingga kemudian tema FFC pun menjadi tema farewell. Sedih sebenarnya, tapi malah jadi ajang foto-foto dengan dress code. Jarang-jarang kan di rumah sendiri pakai dress code. Pakai bedak saja jarang. Dan itu membuat hati ibu-ibu muda ini lebih senang. Walau bertugas jaga anak bermain, tapi tidak berarti tidak bisa tampil rapi, kan.
Kebanyakan anggotanya memang ibu rumah tangga, beberapa di antaranya menyambi pekerjaan lain. Ada yang pelukis, dokter, pemilik toko online, dan lain-lain. Intinya dalam berkegiatan, tak jarang kami saling bersua. Apalagi di ranah Grup WhatsApp, setiap hari selalu ramai, mulai dari pembahasan receh seperti, "Mau masak apa hari ini?" hingga keadaan darurat seperti ada kabel rusak. Untuk keadaan darurat, saya punya cerita sendiri.
Suatu hari, anak saya terjatuh di unit dan dagunya sobek kena tepi lemari. Hari Jumat jelang sore dengan tiga anak itu sebenarnya bukan situasi yang menyenangkan untuk pergi ke RS, apalagi jika tidak punya moda transportasi sendiri. Saya mengirimkan pesan darurat, sebenarnya hanya ingin bertanya apakah klinik di Kalibata City bisa menjahit luka yang sobek. Dalam perkembangannya, ternyata anak saya harus ke RS, sontak para tetangga via WA seolah berebut ingin membantu. Ada yang bersedia mengantarkan saya pakai motor, ada yang bersedia dititipi salah satu anak saya. Di hunian yang kata orang sangat individualis itu, justru saya merasakan yang sebaliknya. Ketika tetangga terasa seperti saudara.
Dan saking terasa saudara, bahkan hingga ada yang pindah pun kami nggak bisa move on untuk melakukan FFC bersama. Kali ini dengan tema, kunjungan rumah baru atau dalam bahasa Minang ‘Naik rumah’. Maka dimulailah serangkaian tur, FFC Goes to Jagakarsa, FFC Goes to Depok, FFC Goes to Cijantung, dan selanjutnya akan ada FFC Goes to Bintaro.
Sebenarnya dari warga Kalibata City tidak masalah jika membawa potluck, tetapi tuan rumah tak main-main menyambut tamu-tamunya. Dan membawa kebiasaan dari Kalibata City, setiap habis grebek unit seseorang, pasti pulang bawa goodie bag. Luar biasa. Padahal bukan dalam rangka ulang tahun.
FFC mungkin berasal dari para tetangga yang berbeda-beda tower. Jaraknya ada yang dekat dan jauh. Kami bahkan tidak mengadakan arisan. Kami menanggalkan embel-embel uang sebagai alasan untuk berkumpul. Arisan bisa di tempat lain, tetapi di FFC, perkawananlah yang menjadi alasan kami. Sikap positif yang terus kita jaga menjadikan FFC wadah netral dan adem ayem bagi anggotanya, bahkan di tengah riuhnya pilpres hingga pilkada. Semoga selalu begitu.
- Berawal dari Perkenalan di Dunia Maya, Tercipta Komunitas Membantu Sesama
- Sahabat Itu Mereka yang Ketawanya Paling Keras Saat Tingkah Kita Memalukan
- Salah Satu Temanku Hamil di Luar Nikah dan Nyaris Bunuh Diri
- Suka Duka Tinggal di Asrama, Rasa Senasib Ciptakan Persahabatan yang Kuat
- Tak Ingin Keutuhan Rumah Tangga Terancam, Persahabatan 15 Tahun Dikorbankan
(vem/nda)