"Setiap dua minggu sekali saya ke Surabaya mengantarkan Yanuar ini menggunakan gerobak. Sudah sekitar dua puluh kali saya bolak-balik dari Madiun ke Surabaya," ungkap Suprijadi, seorang ayah yang rela jalan kaki sambil membawa gerobak berisi tubuh lemah buah hati dari Madiun menuju kota Surabaya, Rabu, (18/10/2017).
Keterbatasan ekonomi tak membuat bapak Suprijadi patah semangat untuk membawa anak bungsunya berobat ke tempat yang lebih layak yakni Rumah Sakit Dr Soetomo Karang Menjangan Surabaya. Ya, meski untuk sampai ke sana ia harus mendorong gerobak sejauh puluhan kilometer dari Madiun ke Surabaya dengan jalan kaki.
Dilansir dari laman bicarasurabaya.com, gerobak yang didorong oleh bapak Suprijadi berisi buah hatinya Yanuar yang terkapar lumpuh dan kondisinya sangat memprihatinkan. Gerobak itu juga dilengkapi tempat tidur dan beberapa kebutuhan untuk si kecil juga dirinya selama di perjalanan. Sesekali, bapak Suprijadi akan menepikan gerobaknya di trotoar untuk istirahat atau sekedar mengeringkan peluhnya yang terus bercucuran di bawah panasnya terik matahari.
Suprijadi mengaku tak bisa berbuat banyak demi kesembuhan buah hatinya. Ia tak memiliki sepeda motor atau lebih banyak uang untuk naik kendaraan umum dari Madiun ke Surabaya. Mendorong buah hatinya dengan gerobak adalah cara yang bisa dilakukannya untuk saat itu.
"Ya memang adanya gerobak ini saja yang saya punya, mau saya gendong naik kendaraan umum juga tidak bisa, karena kondisi anak saya ya seperti ini. Kalau ada uang nanti, mau saya belikan motor untuk bawa anak saya ini dengan gerobak. Biar nggak capek juga ke Karang Menjagan," tambah Suprijadi.
Setelah kisahnya viral di dunia maya dan menjadi pemberitaan hangat media setempat, nasib Suprijadi serta buah hati kini semakin membaik. Walikota Surabaya yakni Ibu Risma mewakili pemerintah Surabaya memberikan bantuan pada pengobatan Yanuar. Beliau juga memberikan tempat tinggal serta pekerjaan untuk Suprijadi di Surabaya.
Kepala Dinas Kesehatan Surabaya, Febri Rachmanita, mengungkapkan bahwa Yanuar didiagnosa menderita celebral palsy atau gangguan tumbuh kembang otak sejak usianya 2 tahun. Dengan perawatan serta pengobatan yang diberikan pada Yanuar, tim dokter optimis bahwa kondisi Yanuar bisa terus membaik ke depannya.
Kisah yang begitu menyentuh hati ya ladies. Terus semangat bapak Suprijadi, lekas sembuh pula Yanuar.
- Bawa Ayah yang Sakit ke Asrama Kampus, Kisah Gadis Ini Bikin Terenyuh
- Supir Bajaj Ini Bawa Anaknya Saat Bekerja, Alasannya Bikin Terenyuh
- Derita Sakit Mematikan & Menolak Diobati, Alasan Anak Ini Menyayat Hati
- Ayah Penyandang Difabel Dampingi Anak Wisuda, Kisahnya Menyentuh Hati
- Demi Hidupi Dua Putrinya Penderita Difabel, Kisah Kakek Ini Bikin Terenyuh
(vem/mim)