Tak Tahan dengan Omelan Istri, Pria Ini Memilih Tinggal di Hutan

Fimela diperbarui 18 Okt 2017, 11:00 WIB

Dalam membangun hubungan rumah tangga, perlu kesabaran dan pengertian besar antara suami maupun istri. Penting juga untuk terus saling memahami satu sama lain. Ini dilakukan agar sebuah hubungan yang dibangun senantiasa bertahan, juga ketika para suami harus menerima kenyataan bahwa sang istri adalah pribadi yang cukup rewel dan suka mengomel.

Seorang suami harus benar-benar sabar dalam menghadapi istri seperti ini. Percaya saja, sikap rewel dan omelan istri pada umumnya adalah sikap pedulinya pada suami. Bicara mengenai seorang istri yang rewel dan suka mengomel, seorang pria asal Birmingham, Inggris telah menceritakan kisahnya bahwa ia telah meninggalkan sang istri dan memilih tinggal di hutan agar terhindar dari omelan istri.



Dilansir dari laman odditycentral.com, pria tersebut bernama Malcolm Applegate. Tak tanggung-tanggung, pria yang kini berusia 62 tahun itu menceritakan bahwa ia tinggal di hutan sedikitnya selama 5 tahun. Keputusannya yang terbilang unik dan nyeleneh ini sendiri diakuinya telah terjadi 10 tahun lalu.

Sebelum menikah, Malcolm mengaku hidup bahagia dengan pekerjaannya sebagai tukang kebun. Ia kemudian bertemu sang istri dan menikah. Dua tahun pernikahannya, ia dan sang istri hidup bahagia satu sama lain. Ia juga merasa kehidupannya sangat menyenangkan seperti saat ia masih bujang. Tahun ketiga pernikahannya, ia menyadari bahwa sang istri mulai banyak mengomel.



Malcolm merasa bahwa hidupnya telah dikekang sang istri. Waktunya untuk bekerja jadi berkurang. Istrinya suka marah-marah jika Malcolm berada di luar rumah dalam waktu lama. Tak tahan dengan perangai sang istri ini, Malcolm pun meninggalkan rumahnya. Ia pergi secara tiba-tiba tanpa pamit dan menghubungi siapapun yang mengenalnya.

Malcolm pergi menggunakan sepeda dari Birmongham menuju London. Di perjalanan, pria ini pun kehilangan sepedanya. Ia lantas melanjutkan perjalanannya dengan jalan kaki dan sampailah di hutan daerah Kingston. London. Di hutan inilah, Malcolm mendirikan tenda dan tinggal selama 5 tahun.



"Saya tinggal di hutan itu kira-kira selama 5 tahun. Saya ditemani dua orang lainnya yang juga mendirikan tenda di hutan tersebut. Selama tinggal di hutan, saya bekerja sebagai tukang kebun di sebuah pusat komunitas. Setelah itu saya tinggal di penampungan tunawisma di daerah Greenwich selama  5 tahun. Saya pun menghubungi keluarga yakni kakak saya. Selama ini mereka tak tahu saya ada di mana, mereka dan istri saya mengira saya telah meninggal dunia."

Kini, Malcolm sendiri masih tinggal di penampungan. Ia juga masih aktif bekerja sebagai tukang kebun karena ia begitu mencintai pekerjaan ini. Walau masih hidup jauh dari keluarga, Malcolm mengaku bahagia. Komunikasi dengan kakak, keluarga dan kerabat lainnya juga telah berjalan lancar.




(vem/mim)
What's On Fimela