Andien Aisyah baru saja menjadi ibu selama sembilan bulan. Selama kurun waktu yang singkat itu, penyanyi mungil itu mengaku banyak hal yang dipelajarinya dari sang anak yang dinamai Anaku Askara Biru (Kawa). Pelajaran itu bisa berupa bentuk komunikasi pada pasangan hingga memahami perasaan anak meskipun tanpa kata.
Semua ini diakui Andien sangat mengejutkan baginya. Mengingat sewaktu dinyatakan hamil dulu ia sempat meneteskan air mata.
"Begitu tahu hamil saya nangis. Bukan nangis bahagia tapi nangis deg-degan bakal jadi ibu. Saya takut enggak bisa urus anak kecil. Tapi pada akhirnya semua itu harus dijalani," tutur Andien ketika berbincang di IDEAFEST 2017 dalam sesi 'Realistic Parenthood: Love from The Imperfect Parents' di Jakarta Convention Center, Kamis (5/10).
Ketika Kawa akhirnya hadir, Andien merasa banyak tuntutan baginya untuk menjadi seorang ibu dan orangtua yang tanpa cela. Padahal, diakui Andien, dirinya dan suami adalah sosok orangtua yang jauh dari sempurna. Hingga kini pun ia dan suami masih mencari cara paling ideal menjadi orangtua yang baik bagi anak.
Namun demikian, Andien tidak mau memaksakan metode keluarga lain pada keluarga kecilnya. Sebab, semua orang punya cara masing-masing yang realitis sesuai dengan pandangan hidupnya.
"Realistic parenting adalah cara yang paling suitable untuk diri kita sendiri. Banyak orang yang terjebak di unrealistic parenting karena terjebak di media sosial. Akhirnya kebanyakan dari mereka jadi overwhelmed karena berusaha menjadi (orangtua) sempurna," ujar istri dari Irfan Wahyudi itu.
Orangtua yang realistis. Demikian disebut oleh Najeela Shihab, penekun bidang parenting dan keluarga, yang ditemui dalam acara yang sama. Sebab memang tidak ada yang namanya orangtua sempurna karena itu berhentilah berusaha keras menjadinya.
Anak malah akan menjadi sosok yang berkembang secara lahir dan batin ketika melihat orangtua yang realistis. Kenapa? "Karena anak akan melihat kita sebagai manusia yang memiliki kurang dan lebih. Jangan lupa bahwa menjadi orangtua artinya kita setiap hari belajar hal baru. Anak akan membantu kita dalam proses ini," ujar Najeela.
Menjadi orangtua juga artinya kita siap menerima sisi terburuk dari anak. Di mana pada satu saat anak akan melakukan kesalahan untuk kemudian dijadikan pelajaran olehnya. "Parenting itu ibaratnya maraton ke masa depan. Apa yang akan kita lakukan sekarang bakal berdampak untuk mereka untuk 20 tahun ke depan," tambah pendiri Sekolah Cikal itu.
(vem/zzu)