Kisah sahabat Vemale yang diikutsertakan dalam Lomba My Body My Pride ini memberi kita pelajaran yang berharga. Menyikapi omongan negatif orang lain memang tak mudah, terlebih saat orang itu tak tahu apa yang sebenarnya sedang kita perjuangkan.
***
“Mana mungkin aku nikah sama cewek gembrot kayak kamu?”Cuma sebaris, tapi sakitnya masih terasa sampai sekarang. Ya saya akui saya memang memiliki berat badan di atas rata-rata. Bahkan menurut Index BMI, saya tergolong dalam overweight. Beberapa hari lalu, saya memberanikan diri untuk menimbang berat badan, dan hasilnya jeng-jeng... berat badan saya melampaui berat badan biasanya. Hampir menyentuh 3 digit. Kerisauan pun mulai menyelimuti saya. Saya berusaha membangkitkan kembali niat untuk mengatur pola makan alias diet.Sebenarnya, bagi saya diet bukanlah hal baru. Sejak tahun 2005 saya sudah mulai berdiet. Selama hampir 12 tahun berbagai metode diet telah saya coba jalankan. Mulai dari yang ringan hingga yang berat. Mulai dari yang murah sampai yang menguras kantong. Hasilnya? Ada. Namun kembali ke berat badan semula karena kelalaian saya sendiri.Menurut buku easy langsing yang saya baca, seseorang lebih mudah melangsing bila menerima kondisi tubuhnya yang sekarang. Saya berusaha untuk itu. Berusaha berdamai dengan kondisi tubuh saya, dan memaafkan kesalahan saya yang tidak memperhatikan pola makan dengan benar.
Mungkin mereka membela diri dengan berkata itu kan bentuk tantangan, harusnya jadi motivasi. Sayangnya mungkin juga mereka lupa kalau tidak semua manusia bisa di motivasi melalui hal-hal seperti itu.Mungkin mereka membela diri dengan berkata itu hanya becandaan. Sayangnya mungkin juga mereka lupa bahwa hidup ini bukan becandaan. Gimana kalo mereka yang dibandingkan dengan benda atau binatang dengan konotasi negatif. Mau?Bahkan mereka juga bisa berkata bahwa saya terlalu lebay alias berlebihan menanggapi sesuatu. Sayangnya mungkin mereka juga lupa kalau manusia punya perasaan. Bukankah terkadang lidah lebih tajam dari pedang?Pada akhirnya terserah apakah masih akan ada orang yang memanggil saya dengan panggilan menyakitkan itu atau tidak. Yang terpenting melalui tulisan ini saya sudah menyampaikan apa yang ada di hati saya. Bila ada hal yang ingin saya utarakan untuk menutup tulisan ini adalah bila kalian tidak dapat berkontribusi dalam usaha saya menuju berat badan ideal, cukuplah menjaga lisan kalian untuk tidak membicarakan bentuk tubuh saya. Syukur-syukur kalau kalian bisa berkontribusi di dalamnya. Seperti menyediakan makanan diet yang sehat, fasilitas olahraga yang baik, ataupun sekadar memberi semangat agar berat badan saya menjadi ideal dengan kata-kata yang baik. Kalau tidak bisa, maka saya berterimakasih atas diamnya kalian.
- Akadku di Atas Kursi Rodaku
- Dulu Diputus Pacar karena Tubuhku Gendut, Kini Kutemukan Cinta Sejatiku
- Meski Sejak Kecil Fisiknya Kerap Dihina, Kini Sukses Sampai ke Finlandia
- Tubuhku Gemuk dan Nggak Pintar Make Up, Suami Tetap Mencintaiku Seutuhnya
- Tercabik Hatiku, Dituduh Nggak Perawan karena ''Bagian Tubuh Ini'' Melorot
- Tak Suka Dandan dan Sering Pakai Baju Lungsuran, Aku Bahagia dengan Caraku
(vem/nda)