Kontrasepsi Bukan Hanya Tanggung Jawab Istri, Suami Juga Wajib Terlibat

Fimela diperbarui 26 Sep 2017, 11:11 WIB

Ketika mendengar nama kontrasepsi, perempuan umumnya akan merasa bahwa itu adalah alat pengaturan fertilitas yang bakal digunakan di tubuhnya. Bentuknya bisa berupa suntik, pil, atau IUD.

Alat macam ini memiliki beberapa efek samping yang akan dirasakan penggunanya. Namun, entah mengapa, perempuan selalu patuh saja dan nrimo bahwa ini merupakan cara terbaik untuk mengatur fertilitas.

Tapi sejatinya tidaklah demikian, Ladies. Tanggung-jawab kontrasepsi harus dibagi bersama antara kamu dan suami. Dengan demikian dia juga wajib mencegah kehamilan yang tidak direncanakan dalam keluarga kalian.

Menurut dr.Med. Firman Santoso,Sp.OG, pria bisa ikut bertanggung-jawab dalam perkara kontrasepsi dengan menggunakan kondom. Alat kontrasepsi ini paling efektif dan efisien karena bisa mencegah kehamilan dan menangkal penyakit menular seksual.

"Kondom bukanlah hal tabu karena akan mengurangi banyak hal negatif. Kondom untuk pria juga membuat kehidupan seks lebih aman untuk diri sendiri dan pasangan," ujar dr.Firman saat ditemui dalam media gathering 'Hari Kontrasepsi Sedunia' bersama DKT Indonesia, Selasa (25/9), di bilangan Senayan, Jakarta. 

Bukan alasan pula seorang pria menolak menggunakan kondom karena dianggap mengurangi kenikmatan dan keintiman. Sebab dengan perkembangan teknologi sekarang, kondom malah dirancang untuk lebih memuaskan dengan ketipisan hanya 0.05 hingga 0.02 milimeter.

Keuntungan lain menggunakan kondom adalah tidak adanya efek hormonal. Perempuan akan terbebas dari efek samping yang mereka rasakan berupa jerawat, pertambahan berat badan, atau pun cairan haid yang berlebih.

Dan, jika pasangan sudah siap memiliki anak lagi, maka tidak perlu menunggu waktu lama. Cukup lepas penggunaannya dan kehamilan bisa langsung dipersiapkan. Selain itu kondom juga efisien didapat karena dijual di mana saja dan tidak memerlukan resep dokter.

"Penggunaan kondom juga membiasakan para pria untuk lebih bertanggung-jawab dan tidak egois. Karena selama ini kesadaran alat kontrasepsi titik beratnya ada pada kaum wanita," tambah dr.Firman.

Hari Kontrasepsi Sedunia

Tepat pada 26 September dirayakan sebagai Hari Kontrasepsi Sedunia. Perayaannya penting dicanangkan karena tiap tahun sekitar 41% dari 208 juta kehamilan di dunia merupakan kehamilan yang tak direncanakan. Hampir setengah dari kehamilan itu berakhir dengan aborsi.

 

Khusus Indonesia, menurut data BKKBN 2016, setiap tahun terdapat empat juta kelahiran --hampir setara dengan jumlah penduduk Singapura. Dengan kontrasepsi pula dapat mencegah 118 juta kelahiran tak direncanakan dan mengurangi 112 juta aborsi, 150 ribu kematian ibu, dan 1,1 juta kematian bayi.

Menurut Pierre Frederick, Deputy GM Consumer Healthcare DKT Indonesia, untuk menyukseskan program kondom sebagai sebuah alat kontrasepsi, dibutuhkan partisipasi dan kesadaran masyarakat secara menyeluruh.

"Karena hingga saat ini, program tersebut masih terkendala beberapa hal seperti masyarakat yang masih menganggap tabu pendidikan reproduksi seksual, serta stigma terhadap kondom yang selalu dianggap tabu," ujar Pierre.

Yuk, ajak suami kamu berbincang dari hati ke hati. Beri pengertian padanya bahwa kontrasepsi adalah hal yang harus dibagi bersama antara kalian berdua. Paparkan padanya fakta mengenai keuntungan menggunakan kondom dibanding menggunakan alat kontrasepsi yang lain.

Have a nice day, Ladies :)

(vem/zzu)