Ramai berita tentang adanya laman penyedia jasa nikah siri, memang membuat miris. Tidak hanya menyediakan jasa untuk nikah siri, namun dengan terang-terangan laman ini menyediakan fasilitas lelang perawan. Hal ini seperti yang dilansir dari merdeka.com (24/9) di mana Aris Wahyudi yang merupakan pemilik juga pembuat situs nikahsirri.com melelang keperawanan serta mencarikan jodoh dengan dalih agama.
Dari penyidik Polda Metro Jaya menyebutkan sudah ada sekitar 2700 klien yang terdaftar dalam situs nikahsirri.com.
"Informasi yang kami dapat dari tim penyelidik, sudah ada 2700 klien yang masuk ke situs ini setelah dilaunching, 19 September, sudah ada segitu," ujar Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Adi Deriyan, di Mapolda Metro Jaya, dikutip dari merdeka.com (24/9).
Siapa yang menjadi korban?
Dengan dalih menyelamatkan dari perbuatan dosa, nikahsirri.com jelas merugikan para wanita. Menjadikan wanita sebagai komoditi dagang. Well, wanita bukan barang dagangan yang bisa dijual dan dibeli sesuka hati dengan alasan apapun.
Perdagangan wanita bukan masalah yang baru. Bahkan praktik ini sudah terjadi sejak zaman penjajahan Belanda, ratusan tahun lalu. Pada zaman Belanda, ribuan wanita Indonesia dipaksa untuk bekerja di perkebunan dan proyek pembangunan. Serta pada zaman penjajahan Jepang ada Jugun Ianfu, perbudakan seks yang dilakukan koloni Jepang. Dan lagi, wanita menjadi korbannya.
Kemajuan teknologi bukan menjadi halangan untuk melakukan praktik ini. Bahkan menjadi alat untuk memudahkan akses melakukan praktik ini. Sebut saja penyedia situs ayopoligami.com dan yang terbaru nikahsirri.com. Mirisnya keduanya berkedok agama untuk memuluskan niatnya.
Agar wanita tidak lagi menjadi komoditi
Menyadari bahwa tubuh kita adalah otoritas diri kita sendiri akan mencegah orang lain menjadikan diri kita sebagai komoditi yang bebas dijual belikan. Mulai menghargai diri sendiri, menganggap penting setiap bagian tubuh kita.
Tidak perlu menunggu orang lain untuk menghargai kita. Mulailah menjaga dan menghargai diri kita. Selalu pahami, perlakukan diri kita seperti apa yang kita inginkan. Jika kita mampu menghargai diri sendiri, maka mudah bagi orang lain untuk tidak melemahkan kita.
Selamat hari ini dan tetap waspada ya, ladies!
(vem/apl)