Warna Gelap Kulit Perempuan Indonesia Ternyata Membawa Berkah Karena...

Fimela diperbarui 18 Sep 2017, 15:02 WIB

Beruntunglah kita sebagai perempuan Indonesia yang memiliki warna kulit gelap. Menurut Roshar, make up artist asal Los Angeles, Amerika Serikat, kulit dengan rona macam ini akan membuat warna kosmetik apa pun terlihat indah. Roshar juga menyebut kulit perempuan Indonesia dengan kategori "warna keemasan", bukan "hitam" atau pun "gelap".

"Menurut saya yang menguntungkan dari kulit perempuan Indonesia adalah tone keemasan yang indah. Tak peduli lebih hitam atau putih, yang pasti warna kulit keemasan dengan mata coklat nan kaya membuat pemilihan warna menjadi mudah," kata Roshar ketika berbincang dengan kru vemale.com.

Disarankan Roshar agar perempuan Indonesia juga tidak ragu memilih warna kosmetik apa pun untuk di wajah. Malah ia mendorong kita memilih warna biru, hijau, ungu, atau apa pun yang kamu mau.

"Warna apa pun yang kamu pilih akan terlihat indah karena yang penting adalah pencampurannya. Inilah yang akan membuat warna indah manapun terlihat memesona digunakan meski pada waktu siang hari," tambahnya.

Roshar sendiri hadir di Indonesia pada awal September 2017 ini untuk mengisi acara NYX #PROEXCLUSIVE. Ia menceritakan pengalamannya sebagai make up artist yang belajar secara otodidak sekaligus membagi kiat-kiat memulas wajah.

Diakui oleh pria yang bermimpi merias wajah penyanyi Anggun ini, ia sejatinya memiliki kelemahan dalam hal tata rias lipstik. Namun, ia menggunakan kelemahan itu sebagai sebuah tantangan sehingga membuatnya makin kreatif.

"Jujur jika saya bilang bibir adalah kelemahan saya, tapi karena saya tahu itu maka saya mengubah sudut pandang untuk mengatasinya. Jadi sekarang saya mengubah titik lemah saya menjadi sesuatu yang secara visual nampak seperti titik terkuat saya," tambahnya.

Semua ini bisa dilakukan Roshar karena memiliki gudang inspirasi berupa ragam jenis riasan wajah dari berbagai hal --termasuk hal-hal yang tak disukainya. Variasi ini didapatnya secara tidak sengaja sejak awal menjadi perias wajah.

Saat itu, cerita Roshar, internet belum sebanyak sekarang. Maka jika ingin melihat suatu riasan, ia harus memaparkan dirinya di depan rangkaian video musik untuk melihat berbagai jenis make up. Dalam proses ini ia terpaksa melihat berbagai riasan yang tak disukainya, tapi ini akhirnya membuat Roshar jadi paham beberapa jenis riasan yang akhirnya berkembang hingga sekarang.

"Sedangkan dalam perkembangan internet sekarang, seseorang bisa langsung mencari apa yang dia suka. Mereka tidak terpapar dengan apa yang tidak mau mereka lihat. Jadi saya rasa apa yang saya lakukan dulu jadi semacam blessing in a curse," ujar perias yang sudah bekerja sama Majalah Vogue itu.

Roshar kini sudah memiliki nama dalam jajaran make up artis Hollywood. Dia juga menjadi salah satu perias kenamaan yang diajak bekerja sama dengan Majalah Harper’s Bazaar, Elle, Glamour, dan InStyle. Hasil karyanya juga dipamerkan dalam @frendsbeauty di LA dan mendapat pengakuan oleh sesama perias internasional.

"Make up bukanlah tato, jadi silakan bersenang-senang dan bermainlah dengannya," saran Roshar.

(vem/zzu)