Bertubuh Mungil dan Divonis Hypertiroid, Aku Justru Makin Banyak Bersyukur

Fimela diperbarui 12 Sep 2017, 13:00 WIB

Kisah sahabat Vemale yang diikutsertakan dalam Lomba My Body My Pride ini membawa pesan yang begitu menggugah. Ketangguhannya menerima dan menghadapi ujian yang dialaminya benar-benar membuat terharu.

***

Dear Redaksi Vemale,

Izinkan aku berbagi sedikit kisah.

Definisi cantik menurut setiap orang tentunya berbeda-beda. Ada yang merasa cantik dengan hidungnya yang mancung. Ada yang merasa cantik dengan matanya yang besar, dan ada pula yang merasa cantik dengan kulitnya yang putih. Kalau menurut aku semua itu tergantung dari bagaimana kita menghargai diri kita sendiri dan bagaimana kita bersikap dengan orang di sekitar kita. Bisa jadi kalau kamu sudah memiliki hidung yang mancung, mata yang besar dan kulit yang putih akan tetapi kamu tidak percaya diri, semua kelebihan yang kamu miliki tidak akan tampak menonjol. Atau kalau kamu sudah punya fisik yang orang bilang "sempurna" tapi sikap kamu baperan emosian, yakin deh orang-orang sekitar kamu juga tidak akan betah berada di dekat kamu.

Aku selalu belajar untuk bersyukur. Bersyukur untuk setiap hal yang aku miliki. Termasuk raga yang aku sudah aku huni selama 28 tahun ini. Dari zaman aku sekolah sampai memasuki dunia kerja aku memiliki tubuh yang mungil. Tinggiku semampai (semeter tak sampai, hahaha). Pipiku chubby tapi berat badanku tidak pernah lebih dari 43 kg. Karena perawakan tubuh aku itu orang-orang kadang mengira aku masih anak sekolahan (senangnya!).

Sampai suatu ketika awalnya berat badanku turun. Aku mulai mudah merasa lelah. Jantungku terus berdebar-debar, tanganku gemetaran sehingga seringkali barang yang aku pegang terjatuh, kakiku pun sering terasa lemas, terkadang jika aku melangkah atau melompat aku akan tiba-tiba terjatuh dan setiap saat aku selalu berkeringat berlebihan walaupun baru selesai mandi.

Mungkin karena jantungku yang bekerja di atas normal dan terus berkeringat, nafsu makanku bertambah. Porsi makanku menjadi 2 kali bahkan terkadang 3 kali lipat dari biasanya. Pola makan tersebut otomatis membuat berat badanku bertambah drastis. Bagaimana tidak, timbanganku sudah menunjukkan angka 60 lg. Oh tidak! Pakaian yang biasa aku pakai mulai memusuhi badanku. Mereka semua mulai tidak muat. Aku mulai berpikir aneh-aneh. Bagaimana bisa yang awalnya berat badanku turun kemudian menjadi bertambah drastis? Sakit apa aku ini? Segala pertanyaan muncul di kepalaku dan membuat aku sulit terlelap setiap malam. Dan akhirnya aku memberanikan diri untuk ke dokter.

Karena jantungku yang terus berdebar-debar, aku berinisiatif untuk ke dokter spesialis jantung. Ternyata setelah diperiksa dan aku menceritakan gejala-gejala yang aku alami, dokter menyimpulkan aku mengidap hypertiroid dan menyarankan aku untuk melakukan cek darah sebagai acuan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis endokrin.

Singkat cerita aku pun berkonsultasi ke dokter spesialis endokrin dan dipastikan aku mengidap hypertiroid. Dokter memberiku obat tiroid, obat untuk jantung berdebar dan vitamin.Orang bilang jenis penyakit ini akan membuat kita mengonsumsi obat untuk jangka panjang bahkan seumur hidup (fiuh!). Aku juga berkonsultasi dengan dokter perihal berat badanku. Karena sesuai informasi yang aku dapat dari internet, orang yang mengidap hypertiroid berat badannya akan bertambah drastis dan sebaliknya orang yang mengidap hypotiroid berat badannya akan berkurang drastis. Bagaimana aku yang mengidap hypertiroid malah berat badanku meningkat drastis? Menurut dokter untuk setiap orang gejalanya akan berbeda-beda dan dokter menyarankanku untuk menjalankan program hidup sehat.

Satu bulan mengonsumsi obat dari dokter, gejala yang aku alami mulai menurun. Gemetar di tanganku mulai berkurang dan keringatku sudah kembali normal. Aku juga mulai menjalankan hidup sehat dengan berolahraga dan menjaga asupan makanan. Seringkali teman-temanku mengejek aku gendut gendut dan gendut. Aku tidak membenci mereka, aku tahu mereka hanya tidak terbiasa dengan perubahan tubuhku ini. Menurutku, orang lain boleh mengejekku karena mereka tidak tahu apa yang aku alami dan penyakit apa yang aku hadapi akan tetapi aku harus memahami dan menerima tubuhku sendiri.

Dengan pola hidup sehat, berat badanku mulai menurun. Sampai saat ini aku sudah berhasil menurunkan 7 kg. Aku tidak berfokus untuk kurus karena malu dengan tubuhku, tetapi aku lebih memikirkan kesehatan. Karena dengan berat badan yang berlebih jujur saja sangat membatasi gerak tubuhku.Dan seperti yang kita tahu, orang dengan berat badan berlebih lebih berisiko terserang penyakit jantung. Setelah konsultasi kedua kalinya hasil cek darahku menunjukkan hormon tiroidku sudah berada dalam batas normal. Akan tetapi dokter menyarankanku untuk terus mengonsumsi obat dengan dosis yang lebih rendah sampai dengan jadwal konsultasi berikutnya. Semoga konsultasi berikutnya aku akan menerima kabar baik. Aku percaya aku akan sembuh.

Dan dengan sakitku ini, aku menjadi pribadi yang lebih bersyukur lagi. Bersyukur karena setiap hari yang masih bisa aku jalani. Bersyukur untuk keluarga dan teman-teman yang selalu mensupport aku, dan bersyukur dengan pengalaman sakitku ini aku dapat berbagi pengetahuan dan merekomendasikan dokter yang mengobatiku kepada teman-teman yang mengidap tiroid.

Melalui ceritaku ini aku ingin berpesan kepada semua orang yang mengidap penyakit tiroid seperti aku. Tetap semangat! Konsumsi obat secara teratur dan berkonsultasi dengan dokter ahli sesuai jadwal yang telah ditentukan dan jangan lupa terus berdoa memohon kesembuhan dari Tuhan YME.

Pepatah mengatakan,"Orang lain akan menilaimu sesuka pandangan mereka padahal mereka tidak tahu apa yang kamu alami atau jalani akan tetapi kamulah yang paling mengerti hidupmu sendiri."Jadi, cintailah hidup dan tubuhmu sendiri. Jadikan perkataan-perkataan negatif sebagai cambukan untuk menjadi lebih baik lagi. Dan paling penting jangan membenci! Karena hidup dengan kasih akan membuat segala sesuatu lebih mudah. Semoga teman-teman semua selalu diberi kesehatan, ya!

Terima kasih redaksi vemale. Sukses selalu!

Best Regards,

Merryana Tan

(vem/nda)