Anak kecil memang tak bisa dipisahkan dari makanan yang manis dan lengket. Apalagi karena rasanya yang enak dengan bentuk menggoda.
Namun waspadalah bahwa makanan ini bisa membuat gigi rusak, di antaranya gigi berlubang. Selain itu makanan manis macam cokelat juga bisa menyebabkan gigi anak mudah kuning. Sebab cokelat termasuk makanan yang mengandung banyak tanin --suatu senyawa polifenol yang berasal dari tumbuhan, berasa pahit dan kelat, yang bereaksi dengan dan menggumpalkan protein, atau berbagai senyawa organik lainnya termasuk asam amino dan alkaloid.
"Cokelat punya bahan perwarna yang agak kecoklatan, tanine, yang bisa membuat gigi tampak lebih kuning," ujar Pakar Gizi Keluarga, Leona Victoria Djajadi, MND, saat ditemui dalam media briefing 'Bulan Kesehatan Gigi Nasional' di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (5/9).
Selepas mengonsumsi makanan yang mengandung tanin, Leona menyarankan untuk segera berkumur sebelum ronanya melekat pada gigi. Selain itu biasakan juga menyikat gigi.
Tapi jika anak sulit berkumur dan menyikat gigi, maka kamu bisa memberinya apel atau keju. "Berikan apel yang ngga dikupas karena kulitnya lebih tinggi kandungan seratnya daripada dagingnya. Makanan berserat tinggi akan merangsang air liur lebih banyak. Dia juga agak kasar di gigi, jadi sekalian mengikis," papar Leona.
Sedangkan keju baik untuk mencegah gigi kuning karena menurut penelitian akan meningkatkan level keasaman pada mulut. "Jadi (keju) akan melindungi gigi karena mengandung protein. Tapi ini hanya untuk pencegahan jangka pendek dan di akhir hari tetap harus sikat gigi," tambahnya.
Untuk apel, cukup berikan satu atau dua butir per hari setelah anak makan makanan yang mengandung tanin. Sedangkan untuk keju disarankan dua lembar keju berukuran single. "Atau dua keping keju berukuran kartu domino," kata Leona.
Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2017
Menyambut Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2017 (BKGN) di bulan September, Pepsodent sebagai produsen pasta gigi di Indonesia mengajak kita sebagai orangtua untuk lebih teliti soal tekstur camilan. Sebab, tekstur lembut dari ragam camilan yang marak dijumpai saat ini membuat anak kurang berlatih mengunyah.
Sebaliknya makanan yang berserat akan lebih lama dikunyah. Gerakan mengunyah sangat menguntungkan bagi kesehatan gigi karena merangsang aliran kelenjar ludah yang merupakan pembersih alami rongga mulut dan menetralisasi keasaman di rongga mulut.
“Lengkapi kebiasaan baik ini dengan rajin menyikat gigi minimal dua kali sehari dengan pasta gigi berflouride secara rutin pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur dan berkunjung ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali,” papar Drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc. selaku Division Head for Health & Wellbeing and Professional Institutions Yayasan Unilever Indonesia.
(vem/zzu)