Curahan Hati Seorang Netizen Pengguna Alat Bantu Dengar, Bikin Terenyuh

Fimela diperbarui 27 Agu 2017, 11:22 WIB

"Sekedar curahan hati, I wish ada yang bisa menangkap pesan moralnya." Sepenggal kalimat ini merupakan pesan pembuka di cuitan seorang pengguna twitter dengan akun @keindonesiaan. Sebuah cuitan yang diharapkan membuat orang-orang di luar sana lebih menghargai para penyandang disabilitas dan memahami betapa mereka juga ingin hidup normal seperti orang lain pada umumnya.

Tak hanya ingin hidup normal seperti orang lain pada umumnya, orang-orang ini juga ingin dihargai ketika mereka memiliki kemampuan. Walau diselimuti segala kekurangan, tekad, semangat juga usaha yang sungguh-sungguh tak akan pernah memberikan hasil yang buruk.

Harapan inilah yang juga ada di hati seorang netizen yang lebih nyaman disapa dengan nama panggilan Na. "Kenalkan nama saya, sebentar, panggil saja Na. Picture kedua dan ketiga is a common feeling yang saya rasakan selama SMP-SMA," tulisnya di twitter menyertai foto yang ia posting. Berikut isi foto tersebut.



Ya, Na merupakan seorang netizen yang selama ini menderita gangguan pada telinganya. Pendengarannya mengalami kerusakan karena di masa kanak-kanak, ia sering mendengar musik pakai headset dengan volume super keras.

Perceraian kedua orang tuanya membuat Na frustasi dan melampiaskan amarahnya dengan mendengar musik keras. Saat remaja, ia bahkan pernah mengalami kecelakaan yang memperparah kerusakan di telinganya. Awal di mana Na mengalami kerusakan di telinganya dan banyak orang mencibirnya karena dianggap tuli, Na mengaku sempat patah semangat. Ia bahkan nyaris memutuskan bunuh diri.

Beruntung, perlahan ia mulai kembali bersemangat dan melewati semua hari-harinya dengan tenang. Ia juga beberapa kali menjadi juara saat mengikuti olimpiade semasa duduk di bangku SMA. Na yakin bahwa kekurangan yang ada pada dirinya tak seharusnya membuatnya patah semangat. Ia pun berhasil menjadi yang terbaik dan dikategorikan sebagai siswa berprestasi.

Kini, Na bahkan telah diterima di salah satu kampus bergengsi di Indonesia yakni Kampus Biru Yogyakarta, Universitas Gajah Mada.



Melalui kisahnya, Na tak hanya ingin mengajak semua orang lebih bersabar, memahami dan menghargai orang-orang berkebutuhan khusus saja. Selebihnya, ia juga ingin mengajak semua orang untuk tak lekas patah semangat, mudah putus asa apalagi memutuskan mengakhiri hidup akibat kekurangan pada dirinya.

"That disable people juga mau hidup kayak orang normal. Bahwa sekecil apapun dukungan orang buat mereka bisa jadi suntikan semangat besar dan saya terinspirasi.  Pikiran mereka lebih terbuka, lebih bisa menghargai, lebih bisa bersyukur atas ketidaksempurnaan mereka," ungkap Na.

Kisah yang sangat menginspirasi dan begitu mengagumkan. Tetap semangat Na. You are the best, and always be the best.

(vem/mim)