Tantangan Bagi Wanita Dalam Meraih Posisi Tinggi di Dunia Pekerjaan

Fimela diperbarui 19 Agu 2017, 14:15 WIB

Fakta di lapangan, perempuan Indonesia hanya mewakili 20 persen di level manajer menengah dan hanya 6 persen di level CEO. Padahal menyelamatkan dan memberdayakan perempuan berarti memberdayakan bangsa.

Sebab, 90% penghasilan perempuan dihabiskan untuk kepentingan keluarga. Rasa saling memiliki, rasa kebersamaan, dan rasa saling percaya adalah modal sosial dalam meningkatkan pemberdayaan perempuan. Salah satu tantangan dalam pemberdayaan perempuan juga datang secara internal, yaitu sesama perempuan dalam satu organisasi justru tidak memiliki rasa saling percaya, memiliki, dan kebersamaan. Tetapi, saling menjatuhkan.

Fenomena-fenomena yang dipaparkan oleh para keynote speakers pembuka acara 2nd International Women Leadership and Women Empowerment Conference 2017. Burton Lai selaku President Director PT Avrist Assurance, memaparkan pandangannya berdasarkan pengalamannya bekerja di banyak negara berkembang di dunia.

Dilema antara karir dan area domestik serta problematika rumah tangga adalah salah satu tantangan terbesar bagi para perempuan bekerja yang sudah berkeluarga, apalagi di negara berkembang. Dukungan dari institusi tempat bekerja, atasan, dan rekan kerja dapat menjadi salah satu solusi yang melegakan bagi para perempuan bekerja. Menyadari hal itu, Avrist ingin menjadi salah satu tempat bekerja yang nyaman dan memberdayakan para perempuan terutama yang sudah berkeluarga agar semakin bermanfaat bagi dirinya sendiri, keluarga, dan lingkungan.  



“Avrist sendiri memberikan ruang seluas-luasnya untuk perempuan agar dapat menjalankan double fungsinya, di karir dan keluarga. Lebih dari 50% karyawan kami perempuan, lebih 50% agen penjualan kami perempuan, dan hampir 50% menduduki posisi tertingi dan terpenting di perusahaan kami,” ungkap Burton Lai dalam seminarnya bertajuk You Are A Lady, di Jakarta.

Melalui acara gratis yang dihadiri oleh oleh lebih dari 300 wanita bekerja mulai dari level manajer dari berbagai industri dan LSM, seperti industri telekomunikasi, pariwisata, pemerintahan, hingga para wanita wirausaha start up, Burton Lai juga mengungkapkan misi Avrist bagi para perempuan Indonesia. Dalam sesinya, Burton menyampaikan misi Avrist Assurance untuk berbuat lebih bagi Indonesia guna meningkatkan partisipasi dan kepemimpinan perempuan di semua level sehingga dapat memenuhi potensi ekonomi negara.

"Salah satu strategi Avrist adalah mendukung acara pemberdayaan perempuan seperti acara 2nd International Women Leadership and Women Empowerment Conference 2017. Ini  dihadiri oleh berbagai pembicara yang hadir dari berbagai jajaran, mulai dari pemerintahan, praktisi, profesional, maupun organisasi," tambahnya.

 
Dalam sesi ini ada pula pembicara lainnya seperti Dr. Sudjatmiko, M.A  - Deputi Menko Bidang Koordinasi Perlindungan Perempuan, Nita Yudi – Ketua IWAPI, Bryan Tilaar - Direktur Martha Tilaar Group, Dayu Dara – CoFounder GoJek.

Dukungan Avrist di acara 2nd Women Leadership & Empowerment 2017 ini merupakan bagian dari kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) Avrist Assurance yang memiliki pilar Raising The People, Nurturing The Talent, and Preserving Indonesian Herritage. Tahun ini kampanye CSR Avrist mengusung tema Avrist Warrior Woman yang bertujuan untuk mendukung kegiatan pemberdayaan wanita di segala sektor dan bidang.



(vem/asp/mim)