Masih belum banyak yang mengetahui tentang penyakit aritmia, bahkan dokter dan fasilitas kesehatan untuk menangani hal ini pun masih belum memadai. Ada beberapa cara tata laksana menangani aritmia, meliputi terapi farmakologi, elektroterapi, dan terapi bedah.
Baca juga: Apa Itu Aritmia? Kenali tentang Penyakit Penyebab Kematian
A. Terapi farmakologis
Terapi aritmia secara farmakologi menggunakan obat-obat golongan aritmia. Pemakaian obat yang menjadi tata laksana aritmia masa kini, yaitu pemakaian obat antikoagulan oral baru (OKB) untuk mencegah stroke pada kelainan irama fibrilasi atrium.
OKB adalah sebuah lompatan besar terapi antikoagulan yang bukan saja efektif tetapi menyelesaikan permasalahan risiko pendarahan, reaksi silang antar obat, hubungan dosis-efek yang sulit diprediksi, dan pengaruh makanan terhadap absorbsi obat dari antikoagulan oral klasik warfarin. Tersedianya beberapa OKB di Indonesia memberikan kemudahan pencegahan stroke pada fibrilasi atrium.
B. Elektroterapi
Ada beberapa jenis elektroterapi yang dapat digunakan dalam terapi aritmia, dan masing- masing modalitas terapi memiliki indikasi, teknik, dan komplikasi yang berbeda.
1. DC Kardioversi Indikasi dari tindakan ini adalah takiaritmia dengan mekanisme dasarnya berupa proses reentrant. Terapi ini memiliki efektifitas yang lebih tinggi daripada terapi dengan agen antiaritmia.
2. Alat Kardioversi-defibrilasi tertanam (DKI)
Pasien dengan risiko ventrikel aritmia fatal dapat diidentifikasi dan dilakukan pemasangan defibrillator kardioverter implant (DKI), maka kejadian kematian mendadak dapat dicegah atau diturunkan. Alat ini merupakan sebuah modalitas elektroterapi yang menggunakan alat yang ditanam pada tubuh pasien dan berfungsi untuk memonitor dan menghantarkan arus kardioversi secara otomatis bila terdeteksi adanya aritmia.
3. Ablasi
Terapi ablasi adalah modalitas eletroterapi yang menggunakan energi listrik untuk menghancurkan myocardium yang menjadi fokus dari timbulnya aritmia.
C. Terapi Bedah
Terapi bedah pada aritmia memiliki prinsip yang sama dengan terapi ablasi pada modalitas
elektroterapi. Bedanya, terapi bedah menghancurkan fokus aritmia secara mekanik.
Itu dia tiga tata laksana penanganan aritmia untuk mencegah kematian mendadak. Kita harus menjaga kesehatan dan mengetahui kondisi kesehatan masing-masing ya ladies agar tahu apakah diri sendiri berisiko mengalaminya.
- Gagal Jantung Tak Bisa Sembuh, Begini Cara Mempertahankan Hidup Penderita
- Bekerja Lebih dari 8 Jam per Hari, Bahaya Ini Mengintaimu
- Rutin Konsumsi Kurma Baik Buat Kesehatan Jantung, Benarkah?
- Depresi Meningkatkan Risiko Serangan Jantung, Ini Penjelasannya
- Habiskan Banyak Waktu Untuk Orangtua Buat Mereka Panjang Umur Lho