Suami Tega Pukul & Perkosa Istrinya Sendiri, Alasannya Bikin Geram

Fimela diperbarui 15 Agu 2017, 19:00 WIB

Dari hari ke hari, kasus kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan suami kepada istri atau sebaliknya nampaknya semakin marak terjadi. Yang bikin geram dan menyayat hati lagi, sebagai besar korban kasus kekerasan dalam rumah tangga ini memilih bungkam alias diam atas apa yang dialaminya. Alhasil, beberapa orang yang harus mengalami luka berat tak hanya secara fisik tetapi juga psikisnya.

Dikutip dari laman viral4real.com, kasus kekerasan dalam rumah tangga kali ini juga terjadi di negeri tetangga Malaysia. Seorang istri yang tidak disebutkan namanya karena privasi, beberapa waktu lalu akhirnya memberanikan diri melaporkan suaminya sendiri ke pihak berwajib karena telah menyiksanya.

Istri malang itu melaporkan bahwa suaminya telah memukulinya, memaksanya untuk melayaninya dan berlaku kasar padanya. Yang lebih parah lagi, perlakukan kasar ini telah diterima si istri sejak bertahun-tahun lalu. Hampir setiap hari selama 19 tahun usia pernikahan mereka.



Wanita ini melaporkan bahwa suaminya telah membuat tubuhnya memar, penuh luka dan nyaris lumpuh sejak lama. Hanya saja, selama ini ia tak pernah berani melaporkan kekerasan itu kepada pihak berwajib.

Beberapa waktu lalu suaminya memukulinya dengan sangat brutal dan mencoba memperkosanya setelah ia menolak berhubungan lantaran sedang menstruasi. Sejak inilah wanita ini merasa tak kuat lagi. Ia memberanikan diri melaporkannya ke pihak berwajib.

Pihak berwajib pun akhirnya menangkap suami si wanita. Pria itu akhirnya dinyatakan bersalah dan harus menjalani hukuman lima tahun penjara. Dari laporan yang ada, pasangan ini ternyata sudah pernah bercerai dua kali karena kasus yang sama. Tapi entah kenapa, pasangan ini selalu memutuskan bersatu kembali dalam ikatan pernikahan yang sah.

Kasus kekerasan dalam rumah tangga adalah kasus yang sangat disayangkan. Bagaimana pun juga masalah yang harus dihadapi setiap pasangan, disarankan agar tak pernah ada kekerasan di dalamnya. Baik itu kekerasan secara fisik maupun psikis. Kita semua tentu berharap bahwa kasus kekerasan dalam rumah tangga seperti ini tak pernah terjadi lagi.

(vem/mim)