Seorang pria berinisial MA di Bekasi harus mengalami nasib tragis setelah warga menduga dan menuduhnya telah melakukan tindakan pencurian di sebuah Mushola setempat. Bagaimana tak tragis, pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang servis peralatan elektronik ini harus meninggal dunia di tangan warga yang main hakim sendiri.
Dikutip dari laman merdeka.com, MA meninggal dunia setelah dikeroyok dan dibakar massa setelah dituduh mencuri amplifier. Kabar yang beredar di akun media sosial facebook, MA bukan seorang pencuri seperti yang dituduhkan warga.
Di akun facebook Sakata.id Diam Bukan Pilihan, diceritakan, "Masih ingat kejadian kemarin yang menghebohkan yang katanya maling ampli di Mesjid di Pasar Muara? Ternyata korban yang dibakar bukanlah maling melainkan seorang teknisi yang hendak menunaikan shalat, kebetulan sedang membawa ampli (mungkin ada yang mau servis), karena takut hilang dia menyimpannya di dalam.
Ampli masjid masih utuh tidak hilang. Pas keluar bawa ampli nya (bukan ampli masjid), yang di luar main tuduh aja. Bahkan saat diarak masa dia udah nggak sempat menjelaskan lagi apa yang terjadi sebenarnya. Kebayang nggak dia kesakitan, sampai akhirnya meregang nyawa, padahal dia tidak bersalah. Udah gitu menurut info, istrinya lagi hamil.
Ini jadi pelajaran bagi kita agar tidak main hakim sendiri. Semoga amal ibadah korban di terima Allah SWT."
Sementara itu, Rizal Marito, Kasar Reskrim Polres Metro mengatakan, "Ada laporan polisinya. Hasil penyelidikan menyebutkan bahwa korban yang dibakar massa ini adalah pelaku pencurian amplifier Mushola." Meski begitu, polisi masih menyelidiki lagi kasus ini dan memastikan bagaimana kronologi sebenarnya.
Seorang tetangga MA mengatakan, "Dia tukang servis elektronik, aktivitasnya memang tukang servis. Orangnya sering ke sana (Kampung Muara Bakti), salatnya rajin."
Kisah yang dialami MA ini begitu tragis dan mengiris hati. Tidak seharusnya warga main hakim sendiri. Apalagi, hingga membuat nyawa seseorang sampai melayang. Tinggal di negara hukum, sangat penting agar membawa segala perkara ke meja hukum dan menyelesaikannya sesuai Undang-Undang yang berlaku.
"Kita tidak boleh main hakim sendiri karena negara kira berdasarkan negara hukum," ungkap Asep, seorang anggota polisi di Polsek Babelan. Atas apa yang terjadi pada MA ini sungguh sangat disayangkan ya Ladies.
Kita semua tentu berharap bahwa insiden seperti ini tak pernah terjadi lagi. Sebagai warga yang baik, tidak seharusnya kita main hakim sendiri ketika mendapati seseorang di sekitar kita benar-benar melakukan salah atau hanya pihak terduga yang melakukan kesalahan serta tindak pidana.
- Ingin Cantik Pakai Tato Alis, yang Dialami Wanita Ini Justru Bikin Prihatin
- Pria Ini Makan 54 Es Krim Sekaligus Untuk Meredakan Haus, Selanjutnya...
- Kakak Adik di Bandung Lompat Dari Apartemen, Penyebabnya...
- Sering Melewatkan Sarapan, Ginjal Wanita Ini Dipenuhi Ratusan Batu
- Karena Anting Harga Belasan Ribu, Gadis Ini Hampir Kehilangan Telinganya