Apa Itu Depresi, Kenapa Rentan Meningkatkan Risiko Bunuh Diri?

Fimela diperbarui 22 Jul 2017, 11:00 WIB

Beberapa hari terakhir, dunia hiburan tanah air bahkan dunia telah dibuat berduka atas kepergian Oka Mahendra mantan kekasih Awkarin atau yang terbaru adalah Chester Bennington. Mengenai Oka, sebelumnya sentar kabar bahwa ia meninggal dunia karena bunuh diri. Namun rupanya, kabar ini tidak dapat dibenarkan karena ternyata Oka meninggal setelah mengalami sakit.

Sementara itu, mengenai Chester, ia meninggal dunia karena memang bunuh diri. Kabar yang ada menyebutkan bahwa pria ini nekat mengakhiri hidupnya karena depresi. Ya, dikutip dari laman webmd.com, depresi adalah awal di mana banyak orang akhirnya gelap hati lantas memutuskan mengakhiri hidupnya sendiri.

Apa Itu Depresi?
Depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang terjadi sedikitnya selama dua minggu atau lebih. Depresi bisa mempengaruhi pola pikir, perasaan, suasana hati dan cara seseorang untuk menghadapi aktivitasnya sehari-hari. Banyak penderita depresi yang merasa sedih berkepanjangan, putus harapan, tidak punya motivasi, tidak doyan makan, tidak bisa tidur (insomnia) hingga menyalahkan diri sendiri.

Sebagian dari kita mungkin akan menganggap bahwa depresi bisa sembuh dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Kita bahkan beranggapan bahwa depresi adalah kondisi yang tak perlu terlalu dikhawatirkan.



Namun jangan salah Ladies, depresi efeknya sangat berbahaya. Bahkan, tidak sedikit orang yang mengalami depresi hidupnya berakhir tragis seperti nekat melakukan bunuh diri. Menurut catatan WHO, sedikitnya ada 350 juta orang di dunia yang mengalami depresi. 800 ribu di antaranya dinyatakan meninggal dunia karena bunuh diri.

Depresi Membuat Hidup Terasa Semakin Berat
Kemelut suasana hati yang tidak nyaman, tidak jarang akan membuat seseorang merasa hidupnya terlalu berat. Tidak jarang pula, hal ini akan membuatnya merasa sangat tertekan, diselimuti rasa ketakutan dan dorongan kuat untuk menyelesaikan masalahnya dengan cara cepat yaitu bunuh diri.

Mengenai depresi sendiri, ada beberapa penyebab yang paling umum terjadi. Penyebab tersebut antara lain mengalami kejadian tragis, menjadi korban bullying, hamil atau melahirkan, masalah keuangan, masalah hubungan dengan pasangan, keluarga dan sahabat, trauma di masa kecil, kehilangan seseorang yang begitu dekat dan ketergantungan terhadap obat terlarang (narkotika).



Bagaimana Gejala dari Depresi?
Ada banyak gejala yang bisa dilihat dari seseorang yang mengalami depresi. Gejala tersebut antara lain, kehilangan selera untuk makanan kesukaan atau hobi, sering sedih, sering cemas, merasa hidup tak ada harapan, merasa sangat bersalah, tidak ada motivasi hidup, mudah menangis, murung, lebih banyak berdiam diri di kamar, tidak mau bersosialisasi dengan orang lain, menjadi pendiam, mudah marah dan sangat sensitif.

Untuk gejala fisik antara lain adalah badan selalu merasa lelah, sakit seluruh tubuh, lemah, lesu, lambat dalam beraktivitas, tidak fokus, tidak selera untuk melakukan hubungan intim, sakit kepala berkepanjangan, tekanan darah tinggi, mengalami kram dan adanya gangguan pencernaan.

Bagaimana pun, depresi merupakan suatu kondisi yang sangat berbahaya. Perlu hati yang sabar, pikiran yang terbuka dari diri sendiri juga dukungan positif dari orang-orang sekitar agar depresi bisa dicegah atau diobati. Menerapkan pola hidup sehat dan menenangkan pikiran melalui yoga serta refreshing juga perlu dilakukan untuk menangkal risiko depresi.



(vem/mim)