Tempoyak, Fermentasi Durian Beraroma Menyengat Rasa Nikmat

Fimela diperbarui 12 Jul 2017, 14:03 WIB

Ladies, kalau mendengar kata "durian", sebagian orang akan mengerinyitkan dahi. Kebayang aromanya yang menguar tajam. Tapi bagi sebagian orang, buah berduri dan bersegmen-segmen ini justru dianggap sebagai buah dari surga.

Di Asia, kita bisa dengan mudah mendapatkan durian. Terutama di Filipina dan Indonesia. Olahan durian, khususnya di Indonesia, sudah sangat beragam. Mulai dijadikan isian pancake, roti, ketan bahkan menjadi campuran minuman kopi.

Jika kamu penggila durian, jangan cuma mencicipi olahan durian yang itu-itu saja. Tantang dirimu untuk mencoba makanan fermentasi durian bernama tempoyak.

Hah? Durian aromanya sudah menyengat banget, gimana rasanya kalau difermentasi?

Hmm, jangan dibayangkan makanan fermentasi selalu kecut dan aromanya seperti 'kaus kaki' ya hihihi ... Tempoyak yang banyak dijual di Malaysia dan Indonesia bagian Sumatera dan Kalimantan ini menggunakan bagian daging durian yang dicampur dengan garam. Daging durian ini kemudian disimpan dengan suhu ruang selama tiga hingga lima hari.

Ide awal pembuatan tempoyak adalah karena begitu melimpahnya panen durian sehingga masyarakat kesulitan untuk menyimpannya. Akhirnya terpikirlah untuk diawetkan secara alami menggunakan garam, yang akhirnya menjadi tempoyak.

Fermentasi durian ini memang terkenal dengan nama "tempoyak" di daerah Malaysia, Kalimantan dan Sumatera Selatan. Di Aceh, namanya adalah "pekasam", sementara di daerah Sumatera Barat lebih dikenal dengan "asam durian".

Salah satu menu olahan tempoyak yang banyak dikonsumsi adalah Sambal Tempoyak. Seperti apa rasanya? Kamu bisa mencoba resepnya di sini.

Bagaimana, kalau kamu suka atau tidak dengan rasa unik tempoyak?

(vem/wnd)
What's On Fimela