Bukti Cinta Adalah Penghormatan, Bukan Melakukan Hal Terlarang

Fimela diperbarui 27 Jun 2017, 19:06 WIB

Sebuah kesalahan fatal bisa dilakukan setiap manusia, hingga merasa dirinya hina dan kotor. Namun, hidup terus berjalan. Memaafkan diri sendiri dan menjadi pribadi yang lebih baik akan membuka jalan yang lebih lapang. Kisah nyata ini diceritakan oleh S. M. sebagai bagian dari Lomba Menulis Kisah Ramadan 2017.

***

Hi Vemale.com!

I’m so happy because I have a chance to share my story.

Kisah ini terjadi lima tahun yang lalu ketika saya masih duduk di bangku SMA. Bisa dikatakan saat itu saya masih sangat polos dan sangat mudah percaya pada semua orang, khususnya pada orang yang sudah saya kenal. Hingga suatu hari saya berkenalan dengan seorang pria yang usianya lima tahun lebih tua dari saya. Kebetulan pria tersebut merupakan teman dari saudara saya.

Singkat cerita, hubungan kami semakin dekat, yang awalnya hanya sebatas adek-kakak telah berubah menjadi couple. Banyak hal yang diajarkan oleh pria itu termasuk cara berpacaran menurut dia. Saya saat itu hanya mengikuti apapun keinginannya karena dia adalah my first boyfriend dan menurut saya menurutinya adalah bentuk ungkapan CINTA yang ternyata, justu membawa pada suatu keadaan yang sangat gelap dalam kehidupan saya.

Sore itu tepatnya hari sabtu, kami berencana bertemu di suatu tempat untuk melepas rindu. Awalnya kami hanya membicarakan seputar aktivitas hari-hari kami yang cukup berbeda, maklum ketika itu saya masih seorang pelajar SMA dan dia seorang mahasiswa. Tiba-tiba pria itu yang saya sebut “my love” memeluk saya dan menyentuh bibir saya. Untuk pertama kalinya dalam hidup saya, ada orang asing yang melakukan hal itu pada saya. Saya segera memberikan respon penolakan, karena saya sangat terganggu dengan apa yang dia lakukan. Namun, pria itu berusaha meyakinkan saya untuk menerimanya sebagai bukti CINTA saya kepadanya. Lalu terjadilah apa yang seharusnya belum boleh aku lakukan.

Sehari setelah kejadian itu saya berpikir dengan sangat keras untuk apa yang sudah saya lakukan. Saya mencari banyak artikel dan buku untuk mencari pencerahan tentang apa akibat dari perbuatan saya itu. Maka sampailah pada keadaan dimana saya sadar bahwa itu adalah DOSA. Sejak itu, semua yang ada di dalam pikiran hanya saya hina, saya kotor and many things about negative thinking. Keadaan semakin buruk karena saya tidak berani menceritakan pada orang tua. Selain karena mereka jarang punya waktu untuk saya, saya juga takut mereka marah, kecewa dan sedih. Sehingga saya memilih untuk keep the secret just alone.

Pada saat itu saya berusaha tegar karena bersama pria itu “my love” yang sangat, sangat, sangat saya percaya. Tapi keadaan berkata sebaliknya hanya dalam hitungan hari pria itu meninggalkan saya dengan segala macam alas yang mengharuskan saya menjauh darinya. Itulah saat tergelap di dalam hidup saya, semua saya hadapi dan simpan sendiri. Tiada hari tanpa menangis, menyesal dan membenci diri saya serta pria itu. Banyak hal saya lakukan untuk memutuskan semua hal yang dapat membuat kami berkomunikasi. Setiap kali mengingat atau mendengar namanya hanya ada kebencian di dalam hati dan pikiran saya. Hingga kebencian dan rahasia itu tersimpan rapat selama lima tahun ini. 

Namun, dengan berjalannya waktu melalui doa-doa kepada Tuhan, kisah-kisah inspiratif dan quotes tentang meminta maaf dan memaafkan, saya menyadari apa yang sudah saya lakukan selama ini adalah sebuah kesalahan. Saya menghukum diri saya dan pria itu dengan kebencian, menjadi orang jahat dengan tidak mampu memaafkan, padahal hal tersebut tidak seharusnya dilakukan oleh manusia kepada manusia lain.

Saya mulai belajar memaafkan diri saya dan pria itu secara perlahan-lahan. Saya mencoba menutup luka dalam tersebut dengan melakukan banyak hal positif.

Saya ingin menyampaikan kepada wanita-wanita muda di luar sana bahwa CINTA tidak harus ditunjukkan dengan hal-hal terlarang, tetapi saling menghormati satu sama lain, serta mengajak generasi muda untuk menjauhi free sex.

Hingga saat ini melalui doa saya selalu meminta maaf kepada Tuhan dan orang tua untuk apa yang saya lakukan dimasa lalu dan survive untuk menjadi pribadi yang lebih baik untuk masa depan saya.

Saya sadar mungkin masih banyak orang-orang di luar sana yang mengalami hal-hal yang jauh lebih berat dari saya, tetapi saya berharap kisah ini bisa menjadi inspirasi untuk orang lain khususnya generasi muda di luar sana yang mungkin juga mengalami hal yang sama. Terima kasih telah membaca kisah ini. Semoga tidak terjadi lagi pada perempuan-perempuan muda lain.

(vem/yel)