Waspada, Gaya Hidup Tak Sehat Meningkatkan Risiko Kanker Serviks

Fimela diperbarui 11 Jun 2017, 11:26 WIB

Sejak kemarin, dunia hiburan tanah air telah berduka atas meninggalnya artis kenamaan Julia Perez. Kanker serviks yang dideritanya selama beberapa waktu terakhir mengantarkan Julie ke akhir hidupnya. Mengenai kanker serviks ini sendiri, ini merupakan salah penyakit yang sangat berbahaya dan sangat penting untuk diwaspadai.

Seperti apa momok penyakit ini? Kanker serviks adalah kanker yang menyerang leher rahim wanita. Secara umum, gejala dari risiko kanker serviks maupun berbagai kanker lain tak menunjukkan gejala yang mudah dikenali. Meski begitu, ada salah satu gejala utama yang sering terjadi pada pasien kanker serviks. Gejala tersebut adalah pendarahan pada vagina setelah melakukan hubungan seksual di luar waktu menstruasi juga nifas.

Kanker serviks merupakan salah satu risiko kanker yang paling mematikan dan sering terjadi bagi kaum hawa di dunia. Badan kesehatan dunia (WHO) bahkan mencatat bahwa di Indonesia sendiri sedikitnya ada 8 ribu kasus kematian akibat kanker serviks. Ahli kanker mengungkapkan bahwa pola hidup yang tak sehat bisa meningkatkan risiko kanker jenis ini.

Buruknya pola makan menjadi salah satu pemicu masalah kanker serviks. Berbagai makanan yang mengandung zat kimia seperti pengawet, pewarna, dan perasa buatan lalu dikonsumsi dalam waktu lama (terus-menerus) akan meningkatkan risiko kanker serviks hingga 15,6 persen. Selain pola makan, merokok, konsumsi minuman beralkohol dan melakukan seks bebas juga memicu meningkatkan risiko kanker serviks.

Penyebab utama kanker serviks adalah virus HPV atau human papillomavirus. HPV merupakan kumpulan jenis virus yang menyebabkan kutil di bagian tubuh termasuk di daerah kewanitaan. Secara garis bersar, HPV tidak bermasalah, hanya saja HPV yang menyerang sel rahim lah yang berbahaya dan memicu kanker serviks. Ada dua jenis HPV yang berpotensi meningkatkan risiko kanker serviks, HPV tersebut adalah HPV 16 dan HPV 18.

WHO mencatat bahwa dari tahun ke tahun kasus kematian akibat kanker serviks mengalami peningkatan drastis. Kanker serviks sendiri bisa menyerang semua wanita segala usia. Tapi, data yang ada menyebutkan bahwa penderita kanker serviks saat ini kebanyakan adalah wanita muda usia antara 20 hingga 22 tahun.

Untuk menghindari risiko kanker serviks, penting dilakukan vaksin. Pola hidup sehat harus diterapkan dengan lebih baik, kebersihan dan kesehatan organ intim harus lebih terjaga serta terawat juga pentingnya melakukan pemeriksaan terkait risiko kanker dalam tubuh.

(vem/mim)