Penulis: Benny Arnas
Penyelia naskah: Mirna Yulistianti
Editor: Sasa
Desainer sampul: Suprianto
Ilustrasi isi dan sampul: Abdullah Ibnu Thalhah
Setter: Fitri Yuniar
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Blurb: Sebuah benda bermassa 4000 kilogram akan diletakkan di atas gunung yang kemiringan tebingnya mencapai 59° dengan cara dilempar oleh tangan kananmu yang malam tadi baru saja menyeduhkan teh-melati selama-5-menit untukku. Ini bukan perkara seberapa cepat lesatan lemparanmu sebab kamu
pernah bilang, “Jarak dan waktu itu tempat tinggalnya bukan di peta, tapi di kepala dan di sini!” (Kau menepuk dada kirimu berkali-kali. Dokter bilang itu tempat tinggal jantung, tentu saja aku bilang itu hati).Perkaranya seberapa kuat aku akan menanggung beban rindu yang mengganggu, sedangkan di saat yang sama dengan air muka senewen ibuku bilang kalau pesanan kelapa dari luar kota sudah menumpuk (What! Ibu, tidakkah bisa kau bayangkan, seorang pencinta yang galau tengah memetik kelapa dengan air mata yang leleh dan masa lalu yang mencabik-cabik di punggung?). Bunuh saja anakmu ini, Bu! Bunuh!
***
Curriculum Vitae: Seratus Enam Urusan, Sembilan Puluh Perumpamaan, Sebelas Tokoh, Sepasang Kegembiraan, judul novel yang masuk sebagai pemenang unggulan Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2016 ini memang sangat tak biasa. Saya pun langsung penasaran, novel ini bercerita tentang apa sih?Novel ini terdiri dari empat bagian, yaitu 1 identitas, 71 lingkungan, 179 ujian, dan 193 surga. Terlihat sangat banyak? Sepintas iya tapi sebenarnya isinya berupa kumpulan bab-bab pendek. Cerita bermulai dari kisah ada telur ayam dan telur bebek yang menetas. Kemudian, kedua jenis unggas itu bermain bersama. Mereka berdua berbeda tapi kemudian menjalani sebuah kehidupan yang membuat mereka terus bersama.
Kisah di buku ini bergulir dari satu bab pendek ke bab pendek berikutnya. Karakter-karakter yang ada di dalamnya tak diberi nama, kecuali mungkin dengan nama Fulan (tanpa identitas). Peristiwa demi peristiwa diurai satu per satu. Satu benang merah kemudian bisa ditarik bahwa buku ini membahas dan bercerita soal kehidupan sepasang insan. Tapi bukan kisah yang romantis atau picisan.
Setiap bab rasanya tak bisa hanya dibaca sepintas lalu. Butuh perenungan dan juga menebak-nebak apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh penulis. Kita harus bisa benar-benar meningkatkan kepekaan soal peristiwa dan situasi yang sedang dikritisi di setiap babnya. Hingga kemudian ketika memasuki bagian-bagian akhir buku, kita akan diberi sejumlah kesimpulan. Dan di sinilah baru kita akan, “Ah, ini rupanya pesan-pesan penting yang ingin disampaikan sepanjang cerita.”Pembaca benar-benar diuji kepekaannya dalam memaknai setiap rangkaian cerita di dalam buku ini. Bahkan diberi kebebasan sendiri untuk menarik pelajaran dari setiap bab-bab pendeknya. Kalau kamu seorang pecinta sastra atau ingin mendapat pengalaman membaca novel sastra yang lain dari biasanya, Curriculum Vitae bisa jadi rekomendasi terbaik untukmu.
- [Vemale's Review]: ''Sang Putri dan Sang Pemintal'' - Neil Gaiman
- [Vemale’s Review] Novel ''A Man Called Ove'' – Fredrik Backman
- [Vemale’s Review] Novel ''Caraval'' – Stephanie Garber
- [Vemale's Review] ''Luka Dalam Bara'' - Bernard Batubara
- [Vemale's Review] Novel 'Angan Senja Senyum Pagi' - Fahd Pahdepie
(vem/nda)