Depresi Meningkatkan Risiko Serangan Jantung, Ini Penjelasannya

Fimela diperbarui 16 Mei 2017, 11:18 WIB

Seseorang yang sering stres, sering cemas, memiliki gangguan kesehatan psikis seperti skizofrenia, gangguan bipolar dan depresi berat memiliki risiko serangan jantung lebih tinggi 53%. Risiko ini bisa dibilang sangat tinggi jika dibandingkan dengan orang lain yang lebih tenang dan mampu mengontrol emosinya dengan baik.

Lebih mengerikan lagi, seseorang yang sering dilanda depresi berat juga sangat mungkin menderita risiko penyakit lain yang mematikan seperti stroke, tekanan darah tinggi hingga pecahnya pembuluh darah di dalam tubuh. Dikutip dari laman boldsky.com, depresi bisa meningkatkan masa dan suhu tubuh sehingga memicu terjadinya tekanan darah tinggi hingga tidak teraturnya kinerja jantung.

Beberapa orang yang mengalami depresi berat, akan sangat mungkin mengalami kenaikan berat badan yang signifikan. Depresi juga mendorong seseorang untuk memiliki pola hidup yang buruk, konsumsi glukosa berlebih hingga konsumsi obat antidepresan yang memiliki efek buruk buat kesehatan jantung.

Brendon Stubbs dari King's College London mengatakan, "Orang dengan kondisi psikis tak stabil atau bermasalah berisiko meninggal lebih cepat dan mengalami serangan jantung. Penting bagi orang-orang dengan kondisi psikis yang mudah cemas hingga depresi untuk memiliki pola hidup lebih sehat, olahraga cukup, lebih sabar dan lebih tenang."

Hasil penelitian yang dilakukan di 16 negara pada 3,2 juta orang menunjukkan bahwa 11,8% pasien penderita jantung pernah mengalami depresi berat, 11,6% pasien lainnya memiliki gangguan bipolar dan 10% pasien lain memiliki pola hidup yang buruk

(vem/mim)