Perempuan yang sudah menikah tentunya perlu mempersiapkan kehamilannya dengan baik. Tujuannya tak lain adalah agar kesehatan bayi dan dirinya tetap terjaga. Ada sejumlah hal penting yang perlu diketahui seorang calon ibu soal kehamilan.
Seperti yang dijelaskan oleh dr. Rully Ayu Nirmalasari, SpOG bahwa persiapan untuk kehamilan atau prekonsepsi idealnya meliputi identifikasi ada tidaknya faktor kebiasaan, kesehatan, sosial dan lingkungan yang dapat mempengaruhi kesuburan dan kehamilan. "Sehingga dapat dilakukan intervensi berupa edukasi hingga terapi yang sesuai," ungkap dr. Rully saat ditemui di Jakarta.
Hal tersebut dimaksudkan agar tercapai luaran kesehatan maternal dan janin yang optimal di masa kehamilan. Persiapan sebelum masa kehamilan sangat penting dikarenakan periode pembentukan organ pertama terjadi pada usia kehamilan 3–10 minggu namun 30% ibu hamil ternyata baru mulai melakukan kunjungan antenatal di usia kehamilan >12 minggu.
Dalam presentasinya, ia memaparkan, Antenatal Care (ANC) merupakan suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil. Komponen ANC meliputi identifikasi risiko, pencegahan dan penanganan penyakit yang berhubungan dengan kehamilan.
Mengutip panduan ANC dari WHO tahun 2016, tujuan ANC adalah menempatkan perempuan pada pusat perhatian utama dalam pelayanan kesehatan, memberikan pengalaman kehamilan yang memuaskan, memastikan bahwa janin yang dikandungnya mendapatkan titik awal kehidupan yang terbaik. Perlu diketahui bahwa 99% kematian maternal terjadi di negara bersumberdaya rendah di mana mayoritas penyebab sebenarnya dapat dicegah. Jadi, pelayanan antenatal yang tepat memegang peranan yang sangat krusial.
WHO 2016 mengeluarkan panduan baru minimal 8 kali kunjungan pelayanan antenatal yaitu pada usia kehamilan 12, 20, 26, 30, 34, 36, 38 dan 40 minggu. Post natal atau masa nifas dimulai sejak persalinan hingga 6-8 minggu pasca persalinan. Di masa ini, perubahan yang terjadi pada sistem tubuh selama kehamilan kembali seperti sebelum hamil.
Perawatan masa nifas (post-natal care) berfungsi untuk mengawasi perubahan “back to normal” tersebut secara menyeluruh dan mendeteksi dini bila terjadi komplikasi akibat persalinan baik pada fisik maupun mental. Post-natal care meliputi kesehatan payudara dan kualitas menyusui termasuk di dalamnya perencanaan menyusui pasca ibu sehabis masa cuti bekerja, kesehatan kulit, perawatan luka perineum dan luka jahitan sesar, pengembalian berat badan ideal, ada tidaknya gangguan berkemih dan fungsi seksual, kontrasepsi serta ada tidaknya tanda-tanda depresi post partum.
"Komplikasi yang terjadi dalam masa kehamilan dapat berhubungan dengan kesehatan ibu, janin maupun keduanya. Beberapa komplikasi terjadi akibat masalah yang dialami sebelum kehamilan dan dipengaruhi oleh kondisi hamil, contohnya asma, penyakit menular seksual, HIV, dan penyakit tiroid. Adapun komplikasi lainnya timbul karena kehamilan itu sendiri, contohnya anemia, hiperemesis, hipertensi, diabetes gestasional, infeksi, dll," tutupnya.
Mempersiapkan kehamilan dengan baik jelas sangat penting untuk kebaikan sang ibu sekaligus buah hati tercinta. Semoga info ini bermanfaat untuk para calon ibu sekalian.