Dulu sahabat Vemale yang satu ini percaya bahwa kurus adalah kunci bahagia. Namun pada akhirnya dia sadar bukan tubuh kurus yang dibutuhkan, tetapi menerima bentuk tubuhnya. Kisah ini adalah salah satu kiriman untuk Lomba Menulis: My Life, My Choice.
***
Punya tubuh langsing tentu sudah jadi impian semua wanita, segala cara mereka tempuh untuk mendapatkan berat badan ideal kriterianya. Dari cara biasa sampai cara yang terbilang cukup ekstrem mereka lakukan. Tak jarang mereka juga mengonsumsi obat pelangsing yang Padahal khasiat dan kegunaannya belum tentu terjamin dan terkadang tak sedikit pula oknum-oknum nakal menjual obat pelangsing palsu yang sering kali malah jadi bumerang bagi para konsumennya.
Berat badan bagi kebanyakan wanita menjadi hal yang sangat sensitif, apalagi mereka yang memiliki berat badan lebih. Mereka biasanya akan menghindari topik pembicaraan tentang berat badan karena merasa malu jika ada yang bertanya atau membandingkan berat badannya dengan orang lain yang memiliki berat badan lebih rendah darinya.
Salah satu dari wanita -wanita itu adalah saya sendiri. Dulu saya sangat terobsesi untuk memiliki tubuh langsing agar menunjang penampilan saya. Tapi sayang mungkin saya memang terlahir untuk memiliki tubuh tambun. Upaya diet yang saya lakukan semuanya gagal dan justru berujung pada petaka.
Berat badan saya yang sebanyak 73 kg dengan tinggi badan 164 cm membuat saya sering kali mengalami bully dari orang-orang di sekitar saya. Di perlakukan begitu membuat saya malu dan minder, sering kali saya menghindari keramaian dan mangkir saat teman atau kerabat mengajak saya untuk foto bersama.
Sejak saat itu saya berpikir bagaimana caranya agar saya memiliki bentuk tubuh yang ideal, agar saya tak perlu minder untuk bertemu dengan orang -orang. Akhirnya saya memutuskan untuk melakukan diet.
Pilihan Untuk Kurus Justru Jadi Awal 'Penyiksaan' Pada Diri Sendiri
Program diet yang saya lakukan terbilang cukup ekstrem karena setiap harinya saya hanya mengonsumsi 2 buah pisang susu. Awalnya diet yang saya lakukan berhasil karena dalam kurun waktu satu minggu saya telah berhasil menurunkan berat badan saya sebanyak 1 kg. Jika saja saya bertahan melakukan diet ini selama 126 hari maka saya akan mendapatkan berat badan ideal yang saya inginkan.
Tapi sayang di hari ke sepuluh program diet saya, saya merasakan sakit perut sampai saya harus memeriksakan diri ke dokter. Saat saya menjelaskan semuanya pada dokter, ia segera menyuruh saya untuk menghentikan diet ekstrem yang saya lakukan. Tak mau ambil risiko saya pun menuruti saran yang dokter saya berikan.
Tapi tak berhenti sampai di situ. Keinginan memiliki berat badan ideal masih terus ada di dalam diri saya. Selang beberapa hari setelah saya merasa sehat saya kembali melakukan program diet, tapi kali ini program diet yang saya lakukan berbeda dengan program diet saya yang pertama.
Saya melakukan program diet yang kedua ini dengan membatasi jumlah Kalori yang saya konsumsi dan meminum obat pelangsing yang saya beli via Online. Seperti program diet saya yang pertama awalnya semua berjalan lancar, saya juga berhasil menurunkan berat badan saya. Bahkan kali ini hanya dalam kurun waktu satu minggu saya telah berhasil menurunkan berat badan saya sebanyak 2 kg. Tapi memasuki minggu kedua tiba-tiba badan saya merasa drop. Keluarga saya merasa panik karena tiba-tiba saya jatuh sakit, akhirnya mereka pun membawa saya ke rumah sakit. Dan itu membuat saya harus di opname selama 5 hari.
Penyebabnya yakni karena obat pelangsing yang saya konsumsi ternyata palsu, sejak saat itu saya benar-benar merasa stres saya Tidak tahu lagi bagaimana caranya agar saya memiliki bentuk tubuh yang ideal.
Pada Akhirnya Saya Memilih Berdamai Untuk Menerima Tubuh Saya
Sampai saya mencoba untuk bangkit dengan menerima semua kekurangan saya, saya bertekad untuk menjadikan kekurangan saya menjadi sebuah kelebihan. Melalui hobi saya yang suka merancang busana saya mencoba merintis sebuah usaha untuk membuat busana wanita gemuk sebagai modelnya diri saya sendiri.
Saya bersyukur karena usaha yang saya buat berjalan dengan lancar, kini saya menjadi seorang desainer. Dan kini saya sadar bahwa memiliki tubuh gemuk bukanlah sebuah petaka, kita tetap bisa tampil cantik di hadapan orang-orang dengan diri kita yang apa adanya.
(vem/yel)