Moment Terakhir Ibu & Anaknya Penderita Kanker Ini Menyayat Hati

Fimela diperbarui 19 Apr 2017, 10:46 WIB

Orang tua mana yang tak akan sedih dan terharu ketika mendapati buah hati tercinta menderita kanker dan harus melawan itu semua seorang diri. Sementara kanker, kanker merupakan penyakit paling mematikan yang bisa merenggut nyawa buah hati kapan pun itu.

Seorang ibu bernama Ruth Scully baru saja menceritakan kisah pedihnya di saat-saat terakhir bersama buah hatinya yang menderita kanker langka. Buah hatinya bernama Nola Scully usia 5 tahun. Sebelum sakit, Nolan merupakan anak yang ceria, ramah dan membanggakan untuk kedua orang tuanya juga keluarga besarnya.

Sayang, saat usia Nolan 3 tahun, ia mengalami flu parah, sesak nafas dan sakit kepala hebat. Ruth serta suaminya Jonathan Scully lalu membawa putranya ke rumah sakit. Dikutip dari laman denver.cbslocal.com, Nolan didiagnosa menderita kanker langka yang mematikan.

Di usianya yang masih 3 tahun, Nolan harus menghadapi kenyataan bahwa ia menderita rhabdomyosarcoma. Sebuah kanker langka yang menyerang jaringan lunak tubuh seperti jaringan otot dan jaringan ikat. Selama 2 tahun sakit, Nolan telah berjuang keras melawan penyakitnya. Ia melakukan berbagai perawatan dan pengobatan. Namun sayang, dokter mengatakan jika belum ada pengobatan efektif untuk kanker ini dan Nolan bisa meninggal kapan saja.

Meski penyakitnya membuatnya sangat lemah, Nolan tak pernah mengeluh. Ia tetap menjadi anak yang ceria, ramah dan membahagiakan untuk orang-orang terdekatnya. Hingga satu bulan sebelum kepergian Nolan untuk selama-lamanya, Ruth menceritakan kisah mereka yang begitu menyayat hati di akun sosial facebook pribadinya.

Di akun tersebut Ruth mengatakan,

"1 Februari, semua dokter berkumpul di kamar rawat Nolan di Rumah Sakit Georgetown. Dokter mengatakan kanker telah menyebar ke seluruh tubuhnya. Putraku koma. Dia kesulitan bernafas dan kondisinya memburuk dengan sangat cepat. Aku bertanya padanya apakah ia kesulitan bernafas. Ia mengatakan iya. Aku bilang kanker yang ada di tubuhnya yang menyebabkannya dan itu sangat menyebalkan bukan? Lagi-lagi ia bilang iya. Dengan hati yang hancur aku mengatakan padanya, ia tak perlu berjuang lagi dan merasakan sakit. Tapi ia bilang ia harus tetap berjuang, ia harus menjagaku.

Air mataku tiba-tiba tumpah begitu saja. Kepadanya aku mengatakan, tidak sayang, aku yang harusnya menjagamu. Aku seharusnya membuatmu aman dan nyaman, di surga. Dengan wajah ceria ia menatapku, menciumku dan memelukku. Ia mengatakan padaku, "iya Mom, aku akan pergi ke surga dan bermain di sana. Ketika aku sampai di sana, maukah kamu menyusulku dan kita bermain bersama? Aku akan menunggumu. Aku akan pergi dan bermain bersama Hunter, Brylee dan Henry."

Sejak saat itu, kondisi Nolan mulai membaik. Ia dan sang bunda serta keluarga lainnya sering menghabiskan waktu bersama setiap hari. Ia melakukan apapun yang ia inginkan, termasuk memakai seragam polisi karena cita-citanya saat dewasa ingin jadi polisi.

Setelah satu bulan melawan sakit, suatu hari kondisi Nolan sangat buruk. Ia mengalami kritis. Dokter mengatakan bahwa anak manis tersebut tak akan selamat kali ini. Ruth mengatakan, "Saat itu aku sedang ke kamar mandi. Ketika aku ke luar, dokter sudah kembali berkeliling di sekitarnya. Begitu juga keluargaku yang lain. Putraku tak lagi bernafas, ia telah menutup matanya. Tapi saat aku memeluknya dan menangis, seperti sebuah keajaiban, ia membuka matanya. Ia tersenyum padaku dan mengatakan, "Aku mencintaimu Mommy." Selepas mengatakan itu, ia menutup matanya untuk selama-lamanya, aku begitu terharu dengan moment itu."

Kisah Ruth dan Nolan ini sendiri telah mendapat respon positif dari netizen. Kisahnya telah dibagikan sedikitnya sebanyak 636 ribu kali, mendapat 242 ribu like dan 154 ribu komentar. Tak hanya menyayat hati, kisah mereka berdua juga telah menjadi kisah yang begitu mengharukan. Selamat jalan Nolan, semoga bahagia di surga.

(vem/mim)