Dulu aku begitu bodoh melakukan hal itu. Namun aku berharap kisahku ini menjadi pelajaran untuk perempuan-perempuan muda di luar sana. Kisah nyata ini adalah salah satu tulisan yang diikutsertakan untuk Lomba Menulis: My Life, My Choice.
***
Sebelum saya memulai cerita, saya ingin mengatakan bahwa saya ini dulu bodoh dan hanya termakan yang namanya kata cinta dan nafsu belaka.
Saya Jessica, saya tidak pernah menyangka hidup saya akan seperti ini. Dulu semua baik-baik saja, mungkin sama seperti kalian yang saat ini sedang merasakan indahnya pacaran.
Satu tahun saya dan dia mejalani hubungan, indah memang bahkan saya merasa dialah yang paling mengerti saya dibanding orang tua saya, keluarga, dan teman-teman saya. Apapun saya berikan untuk dia, ya apapun. Saya melupakan Tuhan, orang tua, semuanya saya lupakan. Dan sampailah kami pada titik di mana kami tidak bisa mengendalikan nafsu dunia (mungkin sudah banyak orang yang mengalami hal yang sama dengan saya).
Saya Sakit Akibat Nafsu Dunia dan Dia Meninggalkan Saya
Sampai pada akhirnya saya didiagnosis oleh dokter mengidap pembengkakan otak yang disebabkan oleh virus CMV akibat seks bebas. Bisa dikatakan saya tertular virus dari dia. Di situlah kami mulai renggang dan akhirnya dia memutuskan hubungan kami hanya dengan alasan bosan. Bisa dibayangkan betapa hancurnya hidup saya pada saat itu, saya merasa Tuhan jahat sekali. Mengapa mengambil semua kebahagiaan saya.
Hati saya hancur dan tidak sampai disitu. Saya depresi berat dan meminum obat-obatan penenang dari dokter jiwa tidak sesuai aturan, bisa dikatakan over dosis. Setiap hari saya merasa sakit, saya minum obat ini itu. Untuk makan, minum, melakukan aktivitas pun saya tidak berselera. Suram sekali hidup saya.
Sampai suatu malam, saya merasa ingin mengakhiri hidup saya. Untuk apa saya hidup toh saya sudah sakit, saya sudah tidak perawan, orang yang saya cintai meninggalkan saya tanpa mau bertanggung jawab. Di pikiran saya, saya ingin mati saat itu juga. Namun Tuhan masih menyayangi saya, teman saya sekuat tenaga mencegah saya untuk bunuh diri. Bahkan dia menemani saya di saat-saat saya berada di titik paling rendah dalam hidup saya.
Saat itu, saya masih merasa bahwa mantan pacar saya sangat tidak adil sehingga saya memohon pada teman saya untuk mengantar saya ke rumah mantan. Apa yang saya dapat? Dia sama sekali tidak peduli dengan saya. Dia orang yang dulu sangat peduli kepada saya, sekarang menjadi sangat tidak peduli. Dia orang yang dulu mengatakan bahwa dia tidak akan pernah meninggalkan saya, sekarang dengan entengnya berkata "Move on! Gitu aja kok repot?".
Bahkan saya sudah hampir mati pun dia tidak peduli. Bisa dibayangkan bagaimana hancurnya hati saya. Saya dibantu ibu berhari-hari berjuang melawan sakit hati ini, berjuang untuk menyembuhkan sendiri luka yang sangat dalam. Dan sayapun akhirnya sadar Tuhan Maha Baik dan semua pasti akan ada balasannya.
Saya Memilih Untuk Hidup Lebih Baik dan Membagi Pengalaman Ini Sebagai Pelajaran
Melalui pengalaman ini mata saya terbuka, bahwa Tuhan itu Maha Baik, baik sekali bahkan Dia masih mengabulkan doa manusia “kotor” seperti saya. Saya sangat malu pada diri saya, kepada Tuhan, selama ini saya hidup hanya berbuat dosa tapi Tuhan masih menyadarkan saya lewat kejadian ini dan sayapun menjadi lebih dekat dengan Tuhan.
Dulu pilihan hidup saya begitu buruk, dengan akibat yang saya harus saya pertanggungjawabkan. Namun sekarang, saya mencoba untuk hidup lebih baik. Saya percaya jika kita terus memperbaiki diri, Tuhan akan mengirimkan jodoh yang baik untuk kita. Dan saya jadi tahu bahwa jangan memandang hal atau suatu kejadian hanya dari satu sisi tapi lihatlah dari sisi yang lain karena suatu pengalaman bisa menjadikan kita orang yang lebih baik.
Saya berharap cerita saya dapat membuka pikiran remaja-remaja di luar sana, bahwa belum tentu dengan memberikan segalanya kamu akan mendapatkan segalanya pula. Jangan bodoh untuk laki-laki, perempuan seperti dirimu begitu berharga.
Hingga kalian nanti benar-benar dewasa dan siap untuk menikah dengan pria yang tegas berkomitmen untuk menjaga kalian, maka ingatlah bahwa saat ini.. yang selalu ada untuk kalian adalah Tuhan, orang tua, keluarga, dan teman.
(vem/yel)