Jangan Malu Cari Pertolongan untuk Usir Depresi Pasca Melahirkan

Fimela diperbarui 07 Apr 2017, 12:34 WIB

Mungkin tidak semua orang tahu bahwa kehidupan sesudah melahirkan tidaklah seindah itu. Ada rasa stres yang menyergap diiringi rasa lelah luar biasa karena kurang tidur, payudara yang bengkak karena ASI, hingga sakit di bagian vagina/perut pasca melahirkan.

Semua ditambah dengan suara tangisan bayi yang, entah kenapa, tidak mau berhenti ketika kita memeluknya. Belum lagi dengan ucapan orang sekitar soal tidak becusnya kamu sebagai ibu dan membanding-bandingkan dengan pengalaman mereka. Hah! Sakitnya terasa hingga ke ubun-ubun hati!

Dampak semua kondisi ini sangatlah dahsyat. Kamu bisa menangis sepanjang waktu dan kehilangan ikatan batin dengan si kecil. Dikatakan psikolog Agustin, Cht.,CGA,M.Psi, hampir 80 persen ibu yang habis melahirkan mengalami gangguan emosional yang disebut sindrom baby blues. Sindrom ini bisa menjadi pertanda suatu gangguan emosi yang lebih berat yaitu depresi pasca melahirkan (postpartum depression).

Sindrom baby blues tidak muncul sepanjang waktu tapi hanya beberapa menit atau beberapa jam setiap hari dan akan hilang dengan sendirinya dalam waktu kira-kira 14 hari setelah melahirkan. "Depresi pasca melahirkan dialami oleh sekitar 20 persen ibu. Calon ibu dan ayah wajib tahu perbedaan keduanya supaya bisa mencari pertolongan yang tepat. membawa baby blues ke depresi pasca melahirkan (postpartum depression)," ujar Agustin dalam tulisannya, Bedakan Syndrom Baby Blues dengan depresi Pasca Melahirkan.

Depresi pasca melahirkan menjadi salah satu tema yang diangkat dalam menyambut Hari Kesehatan Sedunia yang jatuh pada 7 April 2017. Tema besarnya sendiri adalah 'Depresi, Ayo Bicara', di mana seseorang diajak membuka hatinya demi mendapat pertolongan yang dibutuhkan.

Khusus untuk depresi pasca melahirkan ditujukan untuk kaum perempuan yang selama ini "diwajibkan" harus tahu semua kebutuhan bayi di saat pertama kali menjadi ibu. Ini adalah salah satu faktor yang membuat perempuan menjadi kalut dan menjalani depresi seorang diri.

"Depresi pasca melahirkan adalah hal biasa. Mencari pertolongan untuk memulihkannya adalah hal baik untuk Anda dan bayi Anda. Langkah pertama adalah membicarakannya," ujar pernyataan dari Badan PBB untuk Kesehatan Dunia (WHO).

Depresi pasca melahirkan bukan sesuatu yang memalukan dan bisa disembuhkan. Dukungan paling awal idealnya didapat dari orang-orang terdekat yaitu suami dan keluarga dekat lainnya. Dukungan lebih lanjut adalah pertolongan dari psikiater atau psikolog yang berpengalaman menangani depresi jenis ini.

Doronglah ibu yang sedang depresi untuk mau melakukan aktivitas yang disukainya lagi. Bantu ia merawat bayinya dan yakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Lakukan dengan sabar, karena jika tidak, situasi akan bertambah parah. Semakin cepat mencari pertolongan, semakin mudah depresi disembuhkan.

(vem/zzu)
What's On Fimela