Biopsi Kanker Payudara Tak Perlu Ditakuti, Jangan Menunda!

Fimela diperbarui 22 Mar 2017, 12:52 WIB

Ada banyak cara yang bisa dipakai untuk mendeteksi adanya tumor atau kanker, salah satunya dengan menggunakan biopsi. Sayang, pemeriksaan ini banyak disalah artikan oleh pasien, misalnya mereka takut biopsi karena khawatir kanker akan semakin parah. Ketakutan ini juga banyak terjadi pada kasus kanker payudara yang banyak terjadi pada wanita.

Hal tersebut 100 persen salah, seperti disampaikan oleh dokter bedah onkologi dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, dr. Bob Andinata, SpB (K) Onk. Beliau menjelaskan tujuan biopsi sebenarnya adalah untuk menentukan pengobatan yang akan dipakai setelah sifat tumor diketahui.

Jika dari hasil pemeriksaan biopsi terbukti itu adalah tumor ganas atau kanker, maka pasien dapat langsung melakukan pengobatan lanjutan secepat mungkin, seperti kemoterapi.

"Nah biasanya, setelah dibiopsi, banyak pasien yang 'denial' dengan hasilnya. Yang harusnya kembali lagi dua minggu kemudian untuk pengobatan, malah nggak datang. (Mereka) mencari alternatif lain, atau musyawarah dengan keluarga yang terlalu lama atau takut," ungkap dr. Bob dalam acara Beban Kanker Payudara Terus Meningkat oleh Roche di Jakarta.

Dokter Bob juga menjelaskan banyak kasus yang terjadi ketika semakin parah kondisi pasien, mereka baru kembali ke rumah sakit. Masalah inilah yang memberikan stigma bahwa biopsi membuat kondisi mereka semakin parah.

"Mereka pikir biopsi lah yang membuat kanker semakin berkembang. Padahal mereka sudah terlambat membawanya ke rumah sakit. Bahkan setelah biopsi, ada yang baru kembali ke rumah sakit setahun kemudian. Ya, pasti sudah telat," ungkapnya.

Seharusnya, semakin awal dilakukan pemeriksaan dan pengobatan, harapan hidup pasien dengan kanker payudara akan semakin tinggi. Untuk stadium 0-1, angka harapan hidupnya bahkan bisa mencapai 100 persen.

Lalu untuk stadium 2, adalah 80-90 persen, sementara stadium 3 adalah 40-50 persen, dan stadium lanjut atau stadium 4 hanya 20 persen.

Dr. Bob menyarankan agar para perempuan, yang merasa memiliki benjolan tanpa rasa nyeri dan sakit, tak perlu takut untuk memeriksakan diri ke rumah sakit atau melakukan biopsi. Tak semua benjolan yang  muncul di payudara adalah tumor ganas atau kanker. Semakin cepat diketahui penyebab benjolan, semakin cepat penanganan yang akan didapat. 

(vem/asp/yel)
What's On Fimela