Poligami Itu Pilihanmu, Tapi Jangan Bohongi Aku

Fimela diperbarui 17 Mar 2017, 11:30 WIB

Dibohongi pacar itu sakit, tapi dibohongi suami itu lebih menghancurkan. Mungkin ini yang dirasakan oleh Putri Aisah Aminah, istri dari Ustaz Al Habsyi.

Sebelas tahun mereka membangun rumah tangga, ternyata tujuh tahun di antaranya disisipi oleh poligami. Aisah pun baru tahu ada madu dalam pernikahan mereka pada setahun belakangan. Sakit hati dan terluka, Aisah menggugat cerai ke Pengadilan Agama Jakarta Timur, dengan nomor perkara 0478/pdt.G/2017/PAJT pada Februari 2017.

Dilansir dari KapanLagi.com, bukan perkara poligami yang dipermasalahkan Aisah. Melainkan tata cara poligami sang suami yang dilakukan diam-diam tanpa seizinnya.

"Al Habsyi pengen mempertahankan keduanya. Sementara Putri soal poligami masih bisa memahami karena itu diperbolehkan oleh agama, tapi cara dan syarat-syaratnya tidak dipenuhi. Putri merasa dibohongi setelah sekian lama,” kata Vidi Galesno sebagai perwakilan kuasa hukum Putri.

Sakit hati itu bertambah karena Ustaz Habsyi pernah mengatakan beberapa hal soal cemburu dan kepercayaan dalam suatu ceramah.



Video: copyright youtube.com/Monik

"Tuduhan itu berawal dari kecemburuan, jadi kecemburuan ini sebuah bentuk muara dari kedzoliman, baik dzolim kepada orang maupun pada diri sendiri. Mabuk rasa cemburu, ia memandang lebih pada perasaan hatinya, tanpa menggunakan mata inderanya," ujar sang ustaz kala itu.

Poligami dan semua ketentuannya sudah dijelaskan dalam kitab suci umat Muslim. Sudah tercantum pula tata cara meminta izin istri sebelum melakukannya.

Namun hanya ada satu ketentuan soal menangani hati perempuan: jangan disakiti! Karena perempuan juga punya harga diri. Apabila perempuan merasa sakit hati dengan poligami, pisah bisa menjadi pilihan.

Ladies masih ingat kan kasus perceraian Maia-Ahmad Dhani, Dewi Yull-Ray Sahetapi, Aa Gym-Teh Ninih (meski pada akhirnya Aa Gym dan Teh Ninih rujuk kembali)? Ketiga perempuan tersebut pernah sakit hati akibat poligami. Mereka memilih keluar dari pernikahan, menyisakan kenangan dan anak-anak yang patah hati.

Poligami itu pilihan, tapi lakukan dengan kejujuran. Karena perempuan juga berhak memilih untuk pergi atau tinggal. Dan, saat perempuan memilih untuk pergi, adalah kamu, hai kaum lelaki, yang akan menyesal.

(vem/zzu/nda)