Ladies, Ini Alasan Obesitas Bisa Menyebabkan Sakit Ginjal

Fimela diperbarui 15 Mar 2017, 11:28 WIB

Penyakit ginjal dan obesitas memang merupakan penyakit yang sering dialami oleh masyarakat Indonesia. Penyakit tidak menular ini memang sangat menakutkan karena menyebabkan kematian. Bahkan, obesitas erat kaitannya dengan penyakit ginjal.

Seperti pada tanggal 9 Maret  yang diperingati sebagai Hari Ginjal Sedunia (World Kidney Day - WKD) yang telah dirayakan hingga ke-12, memunculkan sebuah inisiatif bersama yang diselenggarakan oleh International Society of Nephrology (ISN) dan International Federation of Kidney Foundations(IFKF). WKD adalah acara yang paling banyak dirayakan dan difokuskan pada kesehatan ginjal di seluruh dunia.

Tema tahun ini adalah "Penyakit Ginjal dan Obesitas" yang memberi edukasi mengenai pendidikan pada konsekuensi berbahaya dari obesitas dan hubungannya dengan penyakit ginjal. Acara ini juga dilakukan sekaligus untuk menganjurkan gaya hidup sehat dan rekomendasi strategi pelayanan kesehatan sebagai cara mengatasi besarnya beban obesitas dan penyakit ginjal.

Obesitas telah menjadi epidemi di seluruh dunia. Pada tahun 2014 lebih dari 600 juta orang di seluruh dunia menderita obesitas dan jumlah ini diperkirakan akan meningkat sebesar 40% atau lebih dalam dekade berikutnya. Obesitas dan berat badan berlebih (overweight) merupakan faktor risiko tertinggi kelima untuk kematian global. Hal ini karena obesitas, seperti yang sudah diketahui, adalah faktor risiko penyakit seperti diabetes, hipertensi dan penyakit jantung.

Komplikasi obesitas yang kurang dikenal (tetapi sama pentingnya) adalah Penyakit Ginjal Kronis (PGK). Obesitas dapat menyebabkan penyakit ginjal kronis melalui berbagai cara. Di satu sisi, obesitas bisa berkontribusi secara tidak langsung, dengan menginduksi atau memperburuk diabetes dan hipertensi, yang telah diakui sebagai faktor risiko penyakit ginjal.



Di sisi lain, obesitas juga bisa menyebabkan kerusakan ginjal secara langsung, dengan memberikan beban yang terlalu tinggi pada ginjal selama bertahun-tahun (tubuh yang lebih besar sebetulnya membutuhkan fungsi ginjal yang lebih besar), dan menyebabkan perubahan metabolik berbahaya seperti peradangan dan oksidasi.

Diperkirakan 13,8% dari PGK pada pria dan 24,9% dari PGK pada wanita di negara-negara industri dapat dikaitkan dengan berat badan berlebih atau obesitas. Selain hubungannya sekarang yang telah diketahui dengan penyakit ginjal kronis, obesitas juga telah diakui menjadi faktor risiko untuk batu ginjal, berbagai jenis kanker seperti kanker ginjal dan lain-lain. Individu yang terkena obesitas dibandingkan dengan individu dengan berat badan yang sehat memiliki peningkatan risiko sebesar 83% untuk menderita PGK.

Sekarang jelas bahwa keberhasilan penurunan berat badan dapat memperbaiki pengendalian diabetes dan tekanan darah tinggi. Ini juga bisa menurunkan risiko untuk terkena penyakit ginjal kronis.

"Cara terbaik untuk melawan penyakit ginjal kronis adalah pencegahan, oleh karena itu penting untuk mengidentifikasi dan mengobati semua faktor risiko penyebab yang mungkin, seperti obesitas. Obesitas bisa dicegah dan diobati, tapi membalikkan arusnya akan membutuhkan upaya bersama bukan hanya dari penyedia layanan kesehatan, tetapi dari seluruh masyarakat," ungkap Dr Csaba Kovesdy, Profesor Nefrologi dari University of Tennessee Health Science Center, Memphis, TN, AS dan Kepala Nefrologi di Memphis Veterans Affairs Medical Center.

Menjaga kebugaran menurunkan tekanan darah tinggi dan obesitas, dua penyebab utama penyakit ginjal. Olahraga teratur dan aktivitas fisik membantu mengurangi risiko terjadinya penyakit ginjal. Bergerak adalah tindakan yang sederhana tetapi penting dalam menciptakan hubungan antara kesehatan dan rutinitas sehari-hari.

(vem/asp/mim)