Tetaplah Menjadi Orang Tua yang Baik, Bahkan Setelah Perceraian

Fimela diperbarui 11 Mar 2017, 08:00 WIB
Hidup sebagai single parents adalah sebuah takdir sekaligus pilihan hidup yang banyak terjadi di Indonesia. Selain kelompok single parents yang harus hidup dan membesarkan anak–anaknya sendiri karena meninggalnya pasangan mereka, tingkat perceraian pada perkawinan pasangan suami isteri yang tinggi di Indonesia adalah penyebab utama dari munculnya orang tua berstatus single parents.
 
Walaupun berdiri sendiri, mereka harus mengasuh, mendidik dan membesarkan anak-anak mereka. Dan dari keseluruhan jumlah single parents yang banyak terdapat di Indonesia, sebagaian besarnya adalah para perempuan yang harus menjadi orang tua tunggal bagi anak-anak mereka.
 
Dari total jumlah keluarga di Indonesia, prosentase single parents hampir 20%. Jumlah yang banyak dan menjadi satu hal yang harus dihadapi bangsa ini dalam rangka mempersiapkan generasi penerus bangsa. Permasalahan menyangkut kesejahteraan, kesehatan jiwa dan raga serta pendidikan bagi anak–anak para single parents merupakan permasalahan utama yang perlu menjadi perhatian khususnya bagi para single parents itu sendiri, masyarakat di sekeliling mereka dan juga pemerintah dalam hal ini sebagai pengemban amanat kesejahteraan rakyat Indonesia. Karena setidaknya, setiap pribadi, lembaga dan institusi hendaknya memiliki kewajiban dan tanggung jawab sebagai makhluk sosial yang sepatutnya peka terhadap permasalahan-permasalahan sosial  di sekeliling mereka. Dan permasalahan single parents serta single parenting adalah salah satu permasalahan sosial yang tidak bisa dipandang remeh dalam hal kontribusinya dalam turut mempersiapkan masa depan bangsa.
 
Dari Yogyakarta, Yayasan Single Parents Indonesia in Motion, mencoba untuk menggugah kesadaran semua anak bangsa tentang perlunya diambil tindakan nyata dalam memberikan dukungan ataupun bantuan kepada kelompok single parents. Sejak dibentuknya komunitas SPINMOTION atau Single Parents Indonesia in Motion, hingga dua tahun berselang, banyak anggota yang keluar masuk menjadi bagian komunitas ini dengan berbagai niat, tujuan sekaligus permasalahan mereka masing–masing. Namun secara garis besar bisa disimpulkan bahwa keberadaan komunitas ini telah memancing perhatian para single parents sekaligus simpati dari berbagai kalangan, juga memberikan satu pemahaman bahwa komunitas seperti ini memang dibutuhkan keberadaannya.
 
Hingga di awal 2017 ini dengan jumlah anggota yang cukup signifikan serta sebarannya yang menjangkau berbagai kota di Indonesia, SPINMOTION akhirnya memutuskan untuk mendirikan sebuah Yayasan Sosial sebagai perwujudan dari niat dan semangat para single parents pendirinya untuk menolong sesama single parents di Indonesia. Yayasan yang nantinya akan menjadi pusat kegiatan pemberdayaan dan penguatan bagi para single parents anggotanya dalam semangat solidaritas, empati dan kebersamaan.
 
Menutup kisah perkenalan sebuah komunitas, yayasan beranggotakan  para single parents ini, berikut beberapa kutipan yang mungkin bisa menyadarkan kita semua tentang arti pentingnya penguatan, pemberdayaan dan peningkatan kualitas hidup para single parents beserta anak – anak dan anggota keluarganya:
 
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kemenag RI, sejak tahun 2009-2016, terlihat kenaikan angka perceraian mencapai 16 hingga 20 persen. Adapun rekor angka perceraian tertinggi dalam setahun terjadi pada 2012. Kala itu palu hakim yang mengesahkan perceraian diketok 372,557 kali. Artinya, terjadi 40 perceraian setiap jam di Indonesia. Dan setidaknya ada 8 dampak perceraian terhadap anak-anak yang harus turut menghadapi akibatnya;
  1. Penurunan akademik
  2. Kecenderungan untuk terpengaruh hal buruk (kenakalan remaja hingga kriminalitas, penyalahgunaan narkoba dan seks bebas)
  3. Kualitas kehidupan yang rendah
  4. Mengalami pelecehan dalam bentuk bullying
  5. Obesitas dan gangguan makan
  6. Tekanan psikologis
  7. Apatis dan apriori terhadap hubungan antar manusia
  8.  Melakukan seks bebas
Yayasan dan komunitas SPINMOTION (Single Parents Indonesia in Motion) bukanlah bertujuan meng-establish-kan status ke-single parent-an, atau mengajak semua untuk lebih memudahkan dan memilih jalan perceraian, justru selalu menekankan kepada semua orang akan arti pentingnya lembaga perkawinan dan keutuhan rumah tangga. Oleh karena itu, salah satu semboyannya adalah:
 
Be loyal and loving your family. Don’t divorce, but if you have to divorce, be a good single parents.
 

Dituliskan oleh Yasin bin Malenggang untuk rubrik #Spinmotion di Vemale Dotcom. Lebih dekat dengan Spinmotion (Single Parents Indonesia in Motion) di http://spinmotion.org/.

(vem/yel)