4 Kesalahan Orang Tua dalam Mendisiplinkan Anak

Fimela diperbarui 01 Mar 2017, 11:00 WIB


Mendisiplinkan anak memang tak mudah. Malah kerap kita yang terbawa emosi dan marah-marah. Bukannya membantu anak untuk bisa disiplin, kita malah membuatnya tertekan dan stres.

Sebagai orang tua kita juga tak luput dari kesalahan. Bagaimana pun, menjadi orang tua itu juga proses belajar yang tak berkesudahan. Dalam hal mendisiplinkan anak, kita juga perlu belajar banyak hal. Kalau anak masih susah nurut dan sering nggak disiplin, mungkin itu juga karena sikap yang keliru dan kesalahan kita dalam mendidik dan mengarahkannya.

Ada empat kesalahan paling umum yang kerap dilakukan orang tua dalam mendisiplinkan anak. Bila ingin anak memiliki kedisiplinan yang kuat, sebaiknya hindari kesalahan-kesalahan ini, ya Moms.

Terlalu Sering Menggunakan Kalimat Negatif
"Tidak boleh memukul adikmu!"
"Nggak boleh main-main air kayak gitu."
"Jangan malas-malasan, kerjakan PR sekarang."
Seberapa sering kita menggunakan kalimat atau ungkapan negatif? Seperti yang dilansir oleh parents.com, Michele Borba, Ed.D., penulis The Big Book of Parenting Solutions, memaparkan bahwa jika orang tua terlalu sering mengatakan tidak, anak bisa makin tidak peduli dan kata tersebut akan kehilangan kekuatannya. Agar anak mau menurut dan tidak bebal, ada baiknya untuk lebih fokus dalam mengarahkan perilaku anak dalam situasi tertentu.

Sebagai contoh, daripada bilang, "Nggak boleh main-main air kayak gitu," sebaiknya katakan, "Nanti kalau main air terus, kamu bisa sakit dan masuk angin." Atau daripada berteriak, "Jangan malas-malasan," sebaiknya utarakan, "Kalau kamu mau mengerjakan PR sekarang, nanti kamu bisa punya banyak waktu melakukan hal yang lainnya lagi." Intinya fokus pada memberi arahan pada anak dan memberi alasan logis kenapa harus menuruti sesuatu dan tidak melakukan hal yang lain.

Kita Tak Menjadi Contoh yang Baik untuk Anak
Kita menyuruh anak untuk rutin bangun pagi. Tapi kita sendiri sering bangun kesiangan. Maka, anak pun susah tergerak untuk menuruti perintah kita. Jika ingin anak disiplin, maka kita juga perlu mendisiplinkan diri dan memberi contoh yang baik. Jangan sampai perilaku dan sikap kita jadi bumerang. Anak akan susah menuruti arahan kita kalau kita sendiri tak memberi contoh yang baik. Cuma ngomong aja tanpa memberi contoh langsung bakal percuma.

Tak Menghargai Usaha Anak
Setiap kali anak mau menuruti perintah kita, sebaiknya ucapkan terima kasih dan hargai usahanya. Ambil contoh, kita meminta anak untuk mematikan televisi dan segera mengerjakan PR. Kalau ia menuruti perintah itu, ucapkan terima kasih. Bila tidak, kita bisa mengatakan, "Ibu matikan TV-nya sekarang. Sebelum PR-mu selesai, kamu tidak boleh menonton TV." Anak perlu memahami konsekuensi dari setiap tindakannya. Jika ia berlaku baik, maka akan mendapat perlakuan yang baik pula. Jika tidak, maka ada risiko yang harus diterima.

Tidak Konsisten dalam Memberi Aturan atau Hukuman
Orang tua perlu bikin aturan "time out" bila anak bandel atau tidak menurut. Sebagai contoh, ketika si sulung memukul si bungsu, kita minta si sulung untuk duduk di sudut ruangan selama 3 menit. Katakan pada si sulung untuk diam selama 3 menit melakukan refleksi atas kesalahan yang dilakukan. Meski dia merengek atau ngambek, kita tetap perlu tegas dengan waktu 3 menit tersebut. Baru setelah anak tenang, kita bisa ajak dia mengobrol dan memberi pemahaman kalau yang dia lakukan tadi tidak baik dan jangan diulangi lagi. Kemudian, kita bisa peluk dia.

Memberi aturan atau hukuman ini bukan maksud untuk mengekang. Tapi itu merupakan salah satu cara untuk membantu anak disiplin dan menurut. Menyalahkan anak itu sangat mudah memang. Tapi kita tetap perlu menunjukkan kasih sayang kita padanya. Anak perlu memahami bahwa segala sesuatunya ada sebab akibat. Dan semua yang dilakukannya ada risikonya.

Mengasuh dan mendidik anak ada banyak metode dan tekniknya. Dan semua kembali pada pilihan orang tua masing-masing, apalagi setiap anak juga memiliki karakter dan kepribadiannya sendiri. Semoga tips-tips di atas bisa membantu, ya Moms.








(vem/nda)