'Aku Bisa Mengendalikan Diri' Bukan Untuk Anak, Tapi Untuk Ortu

Fimela diperbarui 21 Feb 2017, 14:51 WIB

Buku berwarna dengan ilustrasi anak lelaki yang tengah gelisah tengah viral dibicarakan di media sosial. Aku Bisa Mengendalikan Diri, demikian judul buku karangan Fitria Chakrawati (Fita Chakra) yang diterbitkan oleh Tiga Serangkai tersebut.

Alasan kenapa buku ini menjadi ramai diperbincangkan adalah salah satu halamannya yang memperlihatkan seorang anak lelaki yang merasa nyaman ketika menyentuh alat kelaminnya (masturbasi). Meski belum membaca keseluruhan buku ini, netizen menyebutnya sebagai 'buku cabul'. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pun sampai turun tangan meminta penarikan buku itu dari peredaran.

Namun demikian, Fita Chakra selaku penulis sudah menerangkan bahwa tujuannya menulis buku ini bukanlah untuk tujuan negatif untuk anak. Malah, proses penulisannya sudah lebih dulu melalui diskusi panjang bersama editor dan ilustrator selama beberapa bulan.

"Niat kami sesungguhnya adalah supaya anak-anak bisa melindungi diri dari kejahatan seksual. Bila teman-teman mencermati, ada halaman tips orangtua di sini karena buku ini memang dibaca dengan bimbingan ortu," tulis pernyataan Fita dalam akun Facebook-nya, Senin (20/2).

(Baca: Penjelasan Lengkap Penulis Aku Bisa Mengendalikan Diri)

Sayang, nasi sudah menjadi bubur. Buku ini sudah ditarik dari peredaran dan cap 'buku cabul' masih melekat padanya. Dikatakan oleh psikolog keluarga, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, bahwa kesalahan dalam buku ini adalah kurangnya kehati-hatian penerbit dan penulis dalam menyajikan tujuan baik mereka.

"Baik ilustrasi dan pilihan katanya menurut saya perlu dievaluasi kembali karena memang ada kekhawatiran malah membuat anak ingin mencoba/meniru," ujar Vera dalam korespondensinya dengan vemale.com, Selasa (21/2).

Menurut Vera, masturbasi di usia anak pra sekolah usia dua hingga enam tahun memang merupakan fenomena yang wajar terjadi. "Tapi tidak semua anak mengalaminya. Jadi isu ini sebaiknya tidak dibahas secara general, tapi secara spesifik, kasus per kasus," kata psikolog yang berpraktek di Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPTUI) ini.

Saran terbaik yang bisa diberikan oleh Vera sebagai psikolog adalah perkara masturbasi ini sebenarnya boleh dibahas secara umum di dalam buku. Tapi sasaran buku ini bukanlah anak karena edukasi seksual yang tidak sesuai usianya akan membuat anak memperoleh informasi salah dan membentuk persepsi yang keliru.

"Hendaknya buku yang ditujukan untuk dibaca hanya oleh orangtua saja sehingga orangtua punya bekal pengetahuan apa yang harus dilakukan ketika mendapati anak prasekolahnya melakukan masturbasi," saran Vera.

Pendapat ini pun diamini beberapa ibu yang kami tanyai mengenai isu buku Aku Bisa Mengendalikan Diri. Rosa, 35, misalnya, dalam pendapat ibu satu anak ini buku tersebut memang harusnya masuk dalam kategori 'Parenting'.

"Buku ini untuk edukasi. Saya rasa buku ini terbit 'kan juga sudah melalui proses editing. Ya memang ada kesalahan saja harusnya memang buku parenting yang butuh bimbingan orangtua," kata Rosa.

Ladies yang peduli dengan masalah ini, ada baiknya melihat lebih dulu keseluruhan buku. Sekaligus juga menjadi pembelajaran untuk lebih teliti ketika memilih bahan bacaan untuk si kecil. Tapi yang paling penting adalah kehadiran kamu sebagai orangtua untuk membimbingnya dalam memahami ilmu yang diajarkan oleh buku. Happy reading :)

(vem/zzu)